Liputan6.com, Yangon - Myanmar akan membebaskan lebih dari 5.000 orang yang dipenjara karena memprotes kudeta militer pada Februari lalu yang menggulingkan pemerintah sipil, kata Kepala Junta Militer Jenderal Min Aung Hlaing.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (19/10/2021), sebanyak 5.636 tahanan akan dibebaskan untuk menandai festival Thadingyut pada Oktober, kata Min Aung Hlaing, beberapa hari setelah dia dikeluarkan dari pertemuan puncak regional atas komitmen pemerintah Myanmar untuk meredakan krisis berdarah itu.
Advertisement
Myanmar telah terperosok dalam kekacauan sejak kudeta, dengan lebih dari 1.100 warga sipil tewas dalam tindakan keras terhadap perbedaan pendapat dan lebih dari 8.000 ditangkap menurut kelompok pemantau lokal.
Lebih dari 7.300 orang saat ini berada di balik jeruji besi di seluruh negeri, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Kepala junta tidak memberikan rincian tentang siapa yang akan dimasukkan dalam daftar tersebut dan otoritas penjara tidak menanggapi permintaan komentar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengunjuk Rasa
Pihak berwenang Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 pengunjuk rasa anti-kudeta dari penjara di seluruh negeri pada Juli, termasuk wartawan yang kritis terhadap pemerintah militer.
Mereka yang masih ditahan termasuk jurnalis Amerika Danny Fenster, yang telah ditahan sejak ditangkap pada 24 Mei.
Advertisement