Liputan6.com, Jakarta - Trauma akibat dikhianati teman dekat atau orang yang selama ini Anda andalkan memang menyakitkan. Apalagi jika itu terjadi tidak hanya sekali, tapi berulang kali.
Mengutip Health pada Rabu, 20 Oktober 2021, jika seseorang yang Anda andalkan terus menerus merusak kepercayaan Anda, hal ini dapat menyebabkan betrayal trauma dan berefek pada mental Anda untuk waktu yang cukup lama. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Advertisement
Penulis dan profesor emeritus psikologi di Universitas Oregon, Jennifer Joy Freyd, PhD, menjelaskan bahwa pengkhianatan seperti ini biasanya menyebabkan seseorang merasa malu dan takut.
"Kebutuhan untuk tetap terikat pada pengasuh dapat mengesampingkan kebutuhan untuk mendeteksi pengkhianatan bahkan ketika pengkhianatan itu sendiri traumatis. Dan, berdampak pada kesehatan mental untuk waktu yang lama," kata Freyd.
Apa itu Betrayal Trauma?
Secara sederhana, betrayal trauma adalah trauma yang berasal dari perlakuan buruk oleh orang-orang yang dipercaya. Ini dapat mencakup kekerasan fisik atau pelecehan emosional atau seksual yang diterima korban.
Namun, tidak semua orang yang mengalaminya bereaksi dengan cara yang sama. Umumnya, mereka akan menunjukkan tanda-tanda kecemasan, depresi, dan disosiasi.
"Bagaimana orang menanggapi (betrayal trauma) tergantung pada orang dan detail pengalamannya," kata Freyd.
Advertisement
Perbedaan Betrayal Trauma dan PTSD
PTSD dan betrayal trauma mungkin secara umum terlihat sama, tapi mereka berbeda.
PTSD menghasilkan ketakutan dan masalah yang disebabkan oleh upaya menghindari rasa takut. Berbeda dengan betrayal trauma yang lebih sering mengakibatkan rasa malu dan disosiasi, serta masalah yang disebabkan oleh upaya menghindari rasa malu dan disosiasi.
"Konsekuensi trauma yang berbeda ini memerlukan pendekatan pengobatan yang sangat berbeda," kata Psikolog klinis Melissa Platt, PhD, yang mengkhususkan diri dalam bekerja dengan para penyintas trauma.
Pelecehan, baik secara fisik hingga emosional, pada masa kanak-kanak oleh orang yang dipercayai dan perselingkuhan serta kekerasan pada pasangan intim merupakan contoh hal yang dapat menyebabkan betrayal trauma.
Karena semuanya melibatkan pelanggaran kepercayaan antara orang-orang dalam hubungan intim.
"Siapa pun dapat mengalami betrayal trauma, tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa wanita mengalami lebih banyak trauma ini daripada pria. Sementara pria lebih banyak mengalami non-betrayal trauma daripada wanita," ujar Freyd.
Reporter: Lianna Leticia