Vaksinasi dan Tes PCR Bakal Jadi Syarat Masuk Restoran di Jepang

Uji coba menunjukkan sertifikat vaksin Covid-19 dan tes PCR untuk masuk restoran akan dilakukan di tiga prefektur di Jepang bagi pengunjung minimal lima orang.

oleh Henry diperbarui 19 Okt 2021, 12:03 WIB
Ilustrasi restoran Jepang (dok.unsplash/@ Alva Pratt)

Liputan6.com, Jakarta - Di masa pandemi, restoran di berbagai negara biasanya mensyaratkan pengunjung mereka sudah divaksin Covid-19 untuk makan di tempat, dan Jepang pun bukan pengecualian. Pemerintah setempat siap mengeluarkan kebijakan baru yang akan mengizinkan pengunjung restoran dalam jumlah lebih banyak.

Dilansir dari Japan Today, Selasa (19/10/2021), mulai Kamis, 21 Oktober 2021, pihaknya memperkenalkan uji coba paket tes PCR dan vaksinasi supaya bisa makan berlima atau lebih di restoran. Aturan baru ini akan mulai diberlakukan di tiga preferektur.

Jadi, jika pengunjung bisa memperlihatkan sertifikat vaksinasi dosis kedua atau hasil negatif tes PCR, mereka bisa bersantap di tempat dalam jumlah orang banyak. Uji coba akan dimulai di restoran di prefektur Kyoto, dan akan diadakan secara berurutan di prefektur Hokkaido dan Fukuoka.

18 prefektur lain juga telah mengumumkan bahwa mereka akan mencabut permintaan pengendalian diri. Pembatasan restoran bahkan nantinya dicabut di wilayah metropolitan Tokyo.

Mereka juga meminta paket tes PCR maupun vaksinasi yang kemudian secara tidak langsung memperpanjang jam operasional restoran. Ketika situasi infeksi Covid-19 makin membaik di Jepang, beberapa daerah mulai mencabut pembatasan restoran dan kembali ke bisnis normal sejak 1 Oktober 2021.

Tapi, pemerintah akan bersiap untuk epidemi berikutnya yang diperkirakan terjadi di musim dingin melalui eksperimen percontohan. Selain restoran, paket tes PCR dan sertifikat vaksinasi kemungkinan juga akan berlaku di pertandingan sepak bola profesional.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kasus Menurun Drastis

Sejumlah wanita berjalan sementara yang lain makan dan minum di restoran dan bar pada malam pertama pencabutan status darurat virus corona oleh pemerintah di Tokyo, Jepang, Jumat (1/10/2021). (AP Photo/Hiro Komae)

Kasus Covid-19 di Jepang hampir setiap hari anjlok dari puncaknya pada pertengahan Agustus 2021, yang mana hampir menyentuh enam ribu kasus per hari. Jepang pun disebut jadi salah satu kisah sukses penanganan pandemi.

Tidak seperti negara lain yang memberlakukan sistem penguncian wilayah, pihaknya berfokus pada aturan bar dan restoran untuk tutup lebih awal dan tidak menyajikan alkohol. Hal ini membuat kebingungan umum tentang apa yang sebenarnya ada di balik penurunan tajam itu.

Dilansir AP News, beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada keberhasilan Jepang, yaitu kampanye vaksinasi yang terlambat tapi sangat cepat, mengosongkan banyak area kehidupan malam, dan cuaca buruk pada akhir Agustus lalu membuat orang tetap berada di rumah.


Vaksinasi Lengkap

Warga memakai masker untuk melindungi dari penyebaran virus corona berjalan di jalan yang dipenuhi bar dan restoran di Tokyo (8/3/2021). Pemerintah Jepang memperpanjang keadaan darurat di wilayah Tokyo hingga 21 Maret karena sistem medis masih disaring oleh pasien COVID-19. (AP Photo/Koji Sasahara)

Bisa dibilang, kampanye vaksinasi di Jepang berhasil, terutama di kalangan orang muda. Hampir 70 persen dari populasi telah disuntik dua dosis vaksin Covid-19.

Beberapa berspekulasi bahwa penurunan kasus mungkin karena pengujian yang lebih sedikit. Data pemerintah metropolitan Tokyo menunjukkan tingkat positif turun dari 25 persen pada akhir Agustus menjadi 1 persen pada pertengahan Oktober, sementara jumlah tes turun sepertiga. Masataka Inokuchi, wakil kepala Asosiasi Medis Tokyo, mengatakan penurunan tingkat positif Covid-19 menunjukkan infeksi telah melambat.

Profesor Universitas Kyoto Hiroshi Nishiura mengatakan pada pertemuan dewan penasihat pemerintah, baru-baru ini, bahwa ia memperkirakan vaksinasi membantu sekitar 650 ribu orang menghindari infeksi dan menyelamatkan lebih dari 7.200 nyawa antara Maret dan September tahun ini.


Alasan Makan Bersama Berisiko Tinggi Penularan Covid-19

Infografis Alasan Makan Bersama Berisiko Tinggi Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya