Erick Thohir Miris, Indonesia Negara Agraris Tetapi Selalu Impor Pangan

Erick Thohir menjelaskan potensi sektor pangan di Indonesia yang merupakan negara agraris. Ia melihat bahwa sektor pangan memiliki tenaga kerja yang cukup besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2021, 13:53 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat tersebut membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menjelaskan, masalah pangan di Indonesia sangat komplek. Hal ini yang membuat Indonesia terus menerus melakukan impor produk pangan meskipun sebenarnya adalah negara agraris

"Kenapa pangan ini sangat kompleks, kita negara agraris tetapi impor terus," kata Menteri Erick Thohir dalam acara Grand Launching Produk Pangan dan Non Pangan BUMN, Selasa (19/10/2021).

Erick Thohir menjelaskan potensi sektor pangan di Indonesia. Ia melihat bahwa sektor pangan memiliki tenaga kerja yang cukup besar. Namun sayangnya tenaga kerja tersebut masih jauh dari kata sejahtera. Para petani, peternak dan pekerja di sektor pertanian lainnya selama ini hanya menjadi obyek saja.  

"Padahal tenaga kerja daripada pangan secara menyeluruh ini, saya tidak bicara ritelnya, pangan itu mungkin 30 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Kalau 30 persen ini miskin kita sebagai yang memegang amanah sangat berdosa," tegas Erick.

Mantan Bos Inter Milan itu melanjutkan, banyak petani, dan peternak yang harus kehilangan tanah karena tidak ada keberpihakan ke mereka. Bahkan pendidikan keluarganya tidak terjamin. Sedangkan di kota-kota besar begitu kekurangan dengan mudah tinggal beli.

"Karena itu saya mengetuk Bapak Ibu sekarang direksi komisaris yang khususnya yang bergabung di RNI pangan ayo. Saya tidak minta bahwa bapak ibu-ibu sempurna tetapi empatinya harus terus kita perbaiki, sehingga kita menjadi ekosistem yang baik tidak ada lagi raja-raja kecil, wong swastanya saja mau kerja sama masa diantara kita sulit," jelasnya.

"Saya akan kan sangat serius pemantau pangan 1 tahun ke depan," tutup Erick.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


RNI Luncurkan Produk Baru, dari Beras hingga Masker

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI).

PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) meluncurkan beberapa produk unggulan baru yang berkualitas. Adapun beberapa produk tersebut diantaranya adalah beras rania kemasan 5 kilogram, raja gula kemasan 1 kilogram, minyak goreng rania, nushi hand sanitizer, tisu dan nushi masker.

Direktur Utama RNI, Arief Prasetyo Adi menyampaikan, untuk beras rania sendri RNI menyiapkan beberapa varian seperti premium, pulen, sedap pulen, pulen wangi dan jasmine rice. Di mana ini semua merupakan produk lokal dari dalam negeri.

"Produk-produk berkualitas tersebut disiapkan untuk meningkatkan jangkauan dan ketersediaan pangan guna mendukung terwujudnya ketahanan pangan serta peningkatan akses pasar produk pangan dalam negeri," kata dia dalam Grand Launching Produk Pangan dan Non Pangan BUMN, Selasa (19/10/2021).

Arief meyakini peluncuran sejumlah produk ini semakin memperkuat peran RNI serta BUMN kluster pangan dalam ekosistem pangan nasional dari hulu hingga hilir seperti yang diharapkan. Di hulu RNI terus memperkuat kemitraan dengan petani, peternak, dan nelayan, pengembangan varietas serta pemanfaatan teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas.

Sedangkan di hilir RNI bersama-sama menyiapkan ekosistem pemasaran BUMN kluster pangan dengan mitra-mitra strategis lainnya.

"Terlaksananya inovasi produk ritel ini tidak terlepas dari kolaborasi antara BUMN kluster tangan dengan berbagai stakeholder. Dalam proses produksi dan pemasaran, pihaknya akan terus merangkul dan bersinergi dengan sejumlah pihak seperti sektor privat dan pemerintah," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya