Liputan6.com, Uttarakhand - Sedikitnya 46 orang tewas dalam banjir bandang yang dipicu oleh hujan lebat di negara bagian Uttarakhand, India utara.
Gambar dan video dari bencana di negara bagian itu menunjukkan jalan yang banjir, rumah yang terendam, dan jembatan yang ambruk, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (20/10/2021).
Advertisement
Para ahli mengatakan, negara bagian Himalaya tempat wisata yang populer, melihat efek dari perubahan iklim dan konstruksi yang merajalela.
Banjir juga melanda negara bagian selatan Kerala, di mana sedikitnya 26 orang tewas dalam beberapa hari terakhir.
Kedua negara bagian telah mencatat curah hujan yang berlebihan tahun ini, menurut data dari departemen cuaca India.
Kerala misalnya, mencatat curah hujan 453,5 mm dibandingkan dengan 192,7 mm yang dianggap normal sepanjang tahun ini.
Uttarakhand yang biasanya mengalami curah hujan hingga 30,5 mm di Oktober 2021, tercatat 122,4 mm dalam 24 jam terakhir saja. Tetapi para pejabat cuaca mengatakan, kemungkinan akan ada "pengurangan curah hujan yang signifikan" mulai Selasa.
Upaya penyelamatan masih berlanjut di daerah yang terkena dampak, kata pejabat senior polisi Nilesh Bharne kepada BBC Hindi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tim Penyelamat Dikerahkan
Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRF) mengerahkan 16 tim yang sejauh ini telah menyelamatkan sekitar 300 orang.
Ketua Menteri Pushkar Singh Dhami mengumumkan kompensasi 400.000 rupee (£3.800; $5.300) untuk keluarga mereka yang tewas dalam banjir dan 190.000 rupee untuk mereka yang rumahnya hancur.
Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan belasungkawanya di Twitter: "Saya sedih dengan hilangnya nyawa akibat hujan deras di beberapa bagian Uttarakhand. Semoga yang terluka segera pulih."
Curah hujan berlebihan yang singkat seperti itu telah menjadi lebih umum di negara bagian itu, Bikram Singh, direktur pusat meteorologi regional di Uttarakhand, mengatakan kepada surat kabar Hindustan Times.
Dia mengatakan kemungkinan ada lebih banyak hujan deras dan mantra intens yang belum tercatat karena kurangnya stasiun cuaca di banyak daerah.
Advertisement