Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pesantren kini tidak hanya sekedar tempat mendalami agama, tapi telah bertransformasi. Menurutnya para santri kini telah menjadi agen pemberdayaan sehingga mampu menggerakkan perekonomian di lingkungan pesantren sendiri perekonomian masyarakat di sekitarnya.
"Perubahan pola kehidupan sosial masyarakat, adanya reformasi pendidikan, dan terjadinya era disrupsi, telah menuntut pesantren untuk terus melakukan penyesuaian dan perubahan dengan tetap menjaga citra eksistensinya,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam Webinar Peringatan Hari Santri 2021, yang diselenggarakan secara virtual, pada Rabu (20/10/2021).
Advertisement
Ma'ruf Amin menekankan tentang transformasi peran pesantren yang telah dikukuhkan dalam UU No. 18 tahun 2019.
Di dalam UU tersebut disebutkan, tiga fungsi utama pesantren, yaitu sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama, atau pesantren sebagai pusat penyiapan ahli agama sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia dan sebagai lembaga yang melakukan pemberdayaan masyarakat.
"Melihat ketiga fungsi utama tersebut, maka kebangkitan perekonomian pesantren harus dimulai dari para santri,” ungkap dia.
Ma'ruf menjelaskan pemerintah telah membuat beberapa program untuk mendorong perkembangan perekonomian pesantren. Mulai dari program Santripreneur dan Petani Muda yang diluncurkan pada 2018.
"Program ini membentuk wirausaha-wirausaha baru di pondok pesantren, termasuk regenerasi petani, dan mengembangkan potensi lahan non-produktif di pesantren,” bebernya.
Dukungan KUR Syariah dan Bank Wakaf
Untuk mendukung program santripreneur dan menggerakan perekonomian pesantren, pemerintah juga memberikan dukungan berupa Kredit Usaha Rakyat Syariah (KUR Syariah) dan membentuk Bank Wakaf Mikro (BWM) untuk meningkatkan akses permodalan usaha di lingkungan pesantren.
"Untuk itu pesantren harus mampu memastikan kualitas produknya sesuai dengan selera pasar sehingga memiliki nilai jual yang kompetitif,” pintanya.
Selain meningkatkan pemberdayaan ekonomi, dia juga berpesan kepada para santri agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman yang serba digital.
"Jika pesantren tidak dapat beradaptasi dan bertransformasi sejalan dengan perubahan zaman, maka eksistensi pesantren dapat terancam, dan lulusannya pun akan menjadi orang asing di zamannya,” pungkas dia.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement