Aplikasi Digital Besutan Indonesia dan Korea Selatan Bisa Kurangi Limbah Pangan, Begini Caranya

Aplikasi digital besutan Indonesia dan Korea Selatan bergerak untuk mengurangi limbah pangan, khususnya di Yogyakarta dan sekitarnya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 21 Okt 2021, 15:00 WIB
DamoGO mempertemukan aktor-aktor penggerak industri pangan lokal dari Yogyakarta dan sekitarnya dalam acara Jamuan Rasa di Hotel Tentrem Yogyakarta (Tifani)

Liputan6.com, Yogyakarta- Aplikasi digital besutan Indonesia dan Korea Selatan bergerak untuk mengurangi limbah pangan, khususnya di Yogyakarta dan sekitarnya. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, Indonesia merupakan negara penghasil limbah pangan kedua terbesar di dunia setelah Arab Saudi.

Total limbah pangan Indonesia per tahun mencapai 1,3 juta ton, atau sekitar 300 kg per orang. Kontradiktif dengan jumlah pangan yang terbuang, Indonesia saat ini masih menghadapi masalah ketahanan pangan, seperti pemenuhan gizi yang tidak sempurna yang menyebabkan malnutrisi.

DamoGO hadir untuk menciptakan aplikasi yang menghubungkan pebisnis F&B dan pemasok bahan makanan, serta memiliki perhatian terhadap food waste atau limbah pangan.

Aplikasi DamoGO membantu 60 pemasok dan ratusan petani lokal untuk memasarkan hasil panennya melalui aplikasi Waroong by DamoGO kepada ratusan pemilik restoran di Yogyakarta. Para petani lokal bahkan dapat menjual hasil panen mereka dengan harga yang ditentukan sendiri.

Sebagai langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut, DamoGO mempertemukan aktor-aktor penggerak industri pangan lokal dari Yogyakarta dan sekitarnya dalam acara Jamuan Rasa.

 

 

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Waroong by DamoGO

aplikasi damogo mengurangi limbah pangan

DamoGO juga mengajak industri kuliner di Yogyakarta untuk ikut menangani masalah limbah pangan melalui layanan Waroong by DamoGO. Layanan ini menyediakan produk pangan dengan grade atau tingkat yang beragam, mulai dari grade A, B, sampai Cyang dipanen segar oleh petani dan pemasok DamoGO.

“Tujuan dari acara ini, kami ingin memperkenalkan imperfect produce sebagai alternatif bahan makanan”, ujar M. Akib Aryo Utomo, Brand Manager DamoGO dalam acara Jamuan Rasa di Kayumanis Resto, Hotel Tentrem Yogyakarta, Senin(18/10/2021).

Salah satu bentuk produk pangan grade C adalah imperfect produce, yaitu hasil pertanian yang tidak sempurna dari segi bentuk atau ukuran. Produk jenis ini menjadi penyumbang limbah pangan yang signifikan karena tidak sesuai dengan standar ritel dan pada akhirnya terbuang sebelum dimanfaatkan.

Hadirnya aplikasi Waroong by DamoGO ini diharapkan dapat membantu petani menjual hasil panen yang tidak memenuhi standar ritel agar tidak terbuang.

Menurut Akib, penggunaan imperfect produce menjadi salah satu cara bagi industri F&B agar ramah lingkungan atau berkelanjutan. Bahan pangan yang tidak sempurna secara fisik atau imperfect produce tidak akan mempengaruhi kualitas dari sebuah sajian.

 

(Tifani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya