Liputan6.com, Jakarta - PT Kino Indonesia Tbk (KINO) akan membagikan dividen interim 2021 pada 18 November 2021.Perseroan akan membagikan dividen interim Rp 12.
Dengan demikian, pembagian dividen interim 2021 itu sebesar Rp 17,14 miliar. Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/10/2021),
Keputusan pembagian dividen interim telah berdasarkan keputusan dewan Komisaris Kino Indonesia sebagai pengganti keputusan yang diambil dalam rapat dewan komisaris perseroan yang diteken pada 15 Oktober 2021.
Baca Juga
Advertisement
Dewan komisaris telah menyetujui keputusan sirkuler direksi perseroan pada 15 Oktober 2021 untuk membagikan dividen interim untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021.
Perseroan menyatakan pembagian dividen interim untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desemebr 2021 kepada para pemegang saham perseroan tidak akan mempengaruhi dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan.
Berikut jadwal pembagian dividen interim:
-Cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 28 Oktober 2021
-Ex dividen di pasar regular dan negosiasi pada 29 Oktober 2021
-Cum dividen di pasar tunai pada 1 November 2021
-Ex dividen di pasar tunai pada 2 November 2021
-Recording date yang berhak atas dividen pada 1 November 2021
-Pelaksanaan pembayaran dividen pada 18 November 2021.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 19 Oktober 2021, saham KINO naik 0,47 persen ke posisi Rp 2.140 per saham. Saham KINO dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.140 per saham.
Saham KINO berada di level tertinggi Rp 2.160 dan terendah Rp 2.120 per saham. Total frekuensi perdagangan 453 kali. Total volume perdagangan 6.883. Nilai transaksi Rp 1,5 miliar.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Semester I 2021
PT Kino Indonesia Tbk membukukan penjualan Rp 1,93 triliun hingga semester I 2021. Realisasi penjualan ini turun 11,81 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,19 triliun.
Beban pokok penjualan turun dari Rp 1,10 triliun hingga 30 Juni 2020 menjadi Rp 1,01 triliun hingga 30 Juni 2021. Perseroan membukukan laba kotor turun dari Rp 1,09 triliun hingga 30 Juni 2020 menjadi Rp 919,46 miliar hingga 30 Juni 2021.
Perseroan mencatat beban penjualan turun dari Rp 694,61 miliar hingga 30 Juni 2020 menjadi Rp 613,77 miliar hingga 30 Juni 2021. Beban umum dan administrasi naik dari Rp 191,82 miliar hingga semester pertama 2020 menjadi Rp 613,77 miliar hingga semester pertama 2021.
Selain itu, beban bunga naik menjadi Rp 79,20 miliar hingga 30 Juni 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 55,25 miliar. Beban administrasi bank turun dari Rp 4,16 miliar menjadi Rp 3,73 miliar.
Perseroan meraih laba penjualan aset tetap dari Rp 789,28 juta menajdi Rp 5,04 miliar hingga 30 Juni 2021. Laba bersih turun dari Rp 117,71 miliar hingga semester pertama 2020 menjadi Rp 38,62 miliar hingga semester pertama 2021.
Total liabilitas naik dari Rp 2,67 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp 2,74 triliun hingga Juni 2021. Total ekuitas naik menjadi Rp 2,60 triliun hingga Juni 2021 dari Desember 2020 sebesar Rp 2,57 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 137,74 miliar hingga 30 Juni 2021.
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement