Liputan6.com, Jakarta Pandemi ikut berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat. Hal ini dirasakan seluruh lapisan masyarakat termasuk warga Muslimat NU di mana ketahanan dan usaha ekonomi menjadi keprihatinan tersendiri yang harus segera dituntaskan.
Sisi positifnya, meningkatnya peran teknologi digital yang sangat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi. Untuk itu diperlukan adanya adaptasi dan peningkatan kemampuan literasi digital khususnya bagi para pelaku ekonomi di lingkungan Majelis Taklim MNU, dalam menghadapi tantangan dunia ekonomi ke depannya.
Advertisement
Dalam rangka memberi edukasi dan pemahaman bagi masyarakat, khususnya warga Muslimat NU, Yayasan HIDMAT (Himpunan Da'iyah dan Majelis Taklim) Muslimat NU Pusat sebagai wadah riyadhoh Muslimat NU, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyelenggarakan webinar.
Diskusi ini bertema Digitalisasi Usaha Mikro di Majelis Taklim MNU pada Selasa, 19 Oktober 2021 secara online.
Hadir sebagai narasumber Ketua III PP Muslimat NU Mursyidah Thahir, Praktisi UMKM Dias Satria dan SME Sales Channel Blibli.com Angger Alfi Zakki.
Webinar dibuka Ketua Periodik HIDMAT MNU Kusnia Naseer, Ketua Periodik HIDMAT MNU Erna Yulia Soefihara dan Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kominfo Septriana Tangkary dan dimoderatori Azzah Zumrud.
Kusnia Naseer dalam sambutannya menyampaikan bahwa sudah menjadi tugas NU untuk turut serta mewujudkan perempuan Indonesia seutuhnya yaitu perempuan yang religius, berkualitas, sejahtera dan mandiri melalui dakwah dan peningkatan di majelis taklim.
“Setinggi apapun ilmunya bila tidak disampaikan dengan baik maka transformasi ilmu tidak akan bisa terjadi”, ungkap Kusnia.
Erna Yulia Soefihara juga menjelaskan bahwa digitalisasi bertujuan untuk mendapat efisiensi dan optimalisasi dalam banyak hal antara lain efisiensi dan optimalisasi dalam pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan.
Dalam hal usaha, digitalisasi diharapkan mampu memperlancar dan menambah ruang gerak usaha sehingga tidak terhalang oleh ruang, waktu dan jarak. Digitalisasi mengubah sesuatu dari tradisional menjadi digital.
Penggunaan teknologi digital terutama dalam menghadapi gejolak ekonomi di masa pandemi ini menjadi sangat diperlukan. Usaha mikro kini sudah menjadi tulang punggung perekonomian apabila dimiliki oleh kaum perempuan atau ibu-ibu, khususnya ibu-ibu majelis taklim.
"Penyelenggaraan usaha mikro yang selama ini dilaksanakan secara manual atau tradisional dipandang sudah sangat mendesak untuk mengkombinasikannya dengan berbagai inovasi usaha, salah satunya menggunakan teknologi digitalisasi,” jelas dia.
Septriana Tangkary juga menambahkan jika Kominfo sangat berperan aktif dalam membangun jaringan infrastruktur baik di bawah laut maupun di jaringan-jaringan yang ada seperti dari Sabang sampai Merauke. Hal ini menjadi sebuah komitmen bahwa infrastruktur digital telah kita persiapkan dengan baik.
“Ada lima percepatan transformasi digital yang sudah dilakukan diantaranya, melakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital serta penyediaan layanan internet, persiapan roadmap di sektor-sektor strategis, percepat integrasi Pusat Data Nasional, regulasi skema pendanaan dan pembiayaan serta persiapan kebutuhan SDM talenta digital," jelas Septriana.
Upaya Tumbuhkan Ekonomi
Dalam pemaparannya Mursyidah Thahir menjelaskan jika digitalisasi ekonomi adalah upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan teknologi digital.
Adapun sektor-sektor yang membutuhkan pemanfaatan teknologi digital diantaranya adalah sektor ekonomi, sektor komunikasi digital khususnya pada pendidikan, kesehatan, real estate dan keuangan, serta pergeseran sistem dari offline ke online.
“Dampak positif yang kita dapatkan dari adanya teknologi digital adalah meningkatkan produktivitas secara masif dan signifikan, membuka jaringan market dalam pemanfaatkan data bisnis, menjadi sarana berbagai macam file, meningkatkan partisipasi tenaga kerja serta memudahkan berbagai aktivitas,” tutur Musyidah.
Dias Satria juga menjelaskan bahwa ada tiga aspek penting yang bisa dijadikan sebagai pedoman ketika ingin mengembangkan sebuah bisnis baik secara online ataupun offline.
Ketiganya yaitu, perhatikan produk yang akan dijual, perhatikan orang yang akan membantu di sekitar kita seperti etos kerjanya, disiplin serta jujur, dan pastikan semua sistem berjalan secara standar. Artinya, mau siapapun yang melakukan, kualitasnya akan tetap sama.
“Strategi marketing yang bisa kita lakukan adalah dengan mencari keunikan produk yang akan kita jual. Jika kita memiliki produk, kita harus spesifik misalnya umurnya berapa, siapa yang akan membeli, kenapa mau membeli dan lain sebagainya. Hal ini perlu kita persiapkan karena ini menyangkut tentang strategi pasar yang akan dikeluarkan itu seperti apa”, jelas Dias.
Angger Alfi Zakki mengatakan jika e-commerce dapat menciptakan peluang baru, sehingga ketika mulai mempromosikan produk secara online khususnya di marketplace maka para pembeli akan mulai merambah serta beragam, bisa dari seluruh Indonesia.
“Tips dan trik jualan di Blibli.com adalah dengan mulai mengenalkan produk image, hal ini menjadi salah satu kunci di e-commerce untuk produk tersebut agar dapat terjual laku. Karena ketika mulai menjual produk melalui online, hal pertama yang akan dilihat oleh customer adalah foto produknya. Jadi usahakan agar foto produk itu “sekeren” mungkin”, kata Angger.
Advertisement