Liputan6.com, Jakarta Steve Bruce menjadi korban pertama sejak Newcastle United diambil alih oleh konsorsium asal Arab Saudi. Pelatih asal Inggris tersebut akhirnya secara sukarela mengundurkan diri dari jabatannya.
Bruce mundur setelah Newcastle United hanya mampu merebut 3 poin dalam 8 pertandingan di ajang Liga Inggris. Hasil ini membuat The Magpies pun hanya satu setrip dari dasar klasemen sementara.
Advertisement
Kekalahan terbaru dialami Newcastle saat menjamu Tottenham Hotspur dalam lanjutan Liga Inggris pekan lalu. Pada laga itu, The Magpies harus menyerah dengan skor 2-3 di hadapan pendukungnya.
Kekalahan ini membuat posisi Bruce semakin sulit. Dia kemudian berbicara dengan manajemen dan memilih mundur dari jabatannya. Bruce sepertinya tidak tahan dengan tekanan yang menimpanya.
"Saat saya tiba di Newcastle, saya pikir saya bisa menangani semua hal yang dilemparkan kepada saya," kata Steve Bruce dalam wawancara dengan Daily Telegraph.
"Benar-benar tidak bisa dibayangkan, sejak pertama orang-orang sudah ingin saya gagal. Sejak pertama saya membaca orang terus-menerus mengatakan saya akan gagal, saya tidak berguna, pemborosan, bodoh, kepala kubis yang tidak kompeten atau apa pun. Dan itu sejak hari pertama."
Tanpa Dukungan
Bruce sudah menangani Newcastle United sejak 2019 lalu. Musim lalu, Bruce mematahkan prediksi pengamat yang menganggap The Magpies bakal degradasi dan membawa timnya finis di posisi ke-13.
Meski demikian, Bruce mengaku tidak pernah mendapat dukungan. Bahkan saat musim lalu, timnya kembali selamat dari degradasi dengan menempati posisi ke-12, dirinya tetap saja dihujat.
"Ketika kami meraih hasil yang baik, mereka bilang, 'Ya tapi gaya sepak bolanya sampah' atau saya hanya 'beruntung.' Itu konyol dan selalu seperti itu, bahkan ketika hasilnya bagus," beber Bruce.
Advertisement