Liputan6.com, Tasikmalaya - Untuk mengejar percepatan vaksinasi covid-19, ratusan warga Desa Mediasari, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terpaksa melaksanakan vaksinasi malam hari.
Mayoritas warga yang berprofesi sebagai petani itu, terpaksa melaksanakan vaksinasi karena minimnya waktu dan kesempatan untuk mengikuti salah satu program nasional, pencegahan penyebaran Covid-19 tersebut.
“Kalau siang hari banyak masyarakatnya yang ke sawah, ada yang aktivitas di kebun dan lainnya, makanya kita pilih sore atau malam biar masyarakat semuanya ada di rumah,” ujar Kepala Desa Mediasari Wawan, Kamis (21/10/2021).
Menurutnya, penyesuaian pelaksanaan vaksinasi massa di malam hari, terpaksa ditempuh para ratusan warga desanya, karena minimnya kesempatan waktu untuk melaksanakan vaksin di siang hari. “Saya juga berikan pengertian agar mau divaksin,” kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Untuk memudahkan warga, pelaksanaan vaksinasi terpaksa menggunakan rumah miliknya dengan harapan mampu menggapai para warga di tiga kampung yang jaraknya berdekatan. “Target malam ini ada sekitar 150 warga yang akan mengikuti vaksinasi,” ujar dia.
Tidak hanya itu, petugas puskesmas yang diterjunkan ke lokasi vaksinasi covid-19, terpaksa jemput bola sekaligus mengajak warga untuk melaksanakan vaksinasi.
“Semoga saja dari petugas medisnya sehat semua, sebab para medis mengakomodir 10 desa di sini,” papar dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pengakuan Warga
Herdi Herdiana, salah satu warga desa Mediasari peserta vaksinasi mengaku terbantu dengan upaya vaksinasi yang dilakukan malam hari tersebut. “Kalau divaksin di pagi kan hari kerja,” kata dia.
Tidak hanya itu, ia menilai pelaksanaan vaksinasi cukup membantu, terutama dalam menjaga imunitas tubuh dari ancaman datangnya Covid-19. “Vaksin sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan cara baik dan benar,” kata dia.
Awalnya Herdi berencana mengikuti dosis perdana pada beberapa bulan lalu, namun akibat sakit, akhirnya rencana tersebut urung dilakukan.
“Dulu saya punya penyakit batuk-batuk sehingga tidak lolos karena penyakit itu, sekarang sudah diperbolehkan,” ujar dia bangga.
Advertisement