Mengenal KYB Project, Gerakan Olah Limbah Jadi Jam Tangan sampai Kacamata

Salah satu upaya KYB Project adalah mengolah ampas kopi dari kafe untuk produk-produk baru yang bernilai jual.

oleh Henry diperbarui 22 Okt 2021, 12:02 WIB
Gandeng 15 Kafe, KYB Project Mengolah Ampas Kopi Jadi Jam Tangan sampai Kacamata. (dok.Instagram @kickyourbutt.project/https://www.instagram.com/p/CTyZAyRJmS8/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian dari kita, mungkin tak pernah terpikirkan kalau ampas kopi dan puntung rokok bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat. Limbah atau sampah tadi tentunya harus melewati berbagai proses hingga menjadi berbagai macam barang seperti jam tangan dan kacamata.

Hal itu dilakukan oleh PT Ide Dua Cipta yang menggandeng multipihak dan komunitas. Mereka memperkenalkan alternatif bahan baku terbarukan untuk praktik usaha kreatif yang berkelanjutan.

Aksi ini berangkat dari kesadaran akan gaya hidup sekitar dan kebutuhan produksi studio anak perusahaannya ONX Idea Studio. Mereka meluncurkan KYB Project yang mengembangkan metode pengolahan hulu ke hilir yang berkelanjutan dan nyaris tanpa limbah.

Direktur Utama PT Ide Dua Cipta, Rony Rahardian mengambil bagian dalam daur ulang sampah itu. Pria yang biasa disapa Onik ini mengatakan, butuh waktu dua tahun untuk riset untuk menentukan prosedur pengolahan dan hasil dari produk daur ulang tersebut.

"Saya memulai KYB Project ini sejak 2019. Ketika itu saya melihat kondisi sekitar dan kebutuhan studio akan materi produksi, di mana saya banyak bersinggungan dengan limbah konsumsi sehari-hari termasuk bahan produksi studio, puntung rokok, ampas kopi, bekas gelas kopi, hingga masker yang digunakan selama beraktivitas," terang Ronny dalam jumpa pers virtual, Kamis, 21 Oktober 2021.

"Materi KYB Project sangat mungkin dipakai untuk kebutuhan produksi lain seperti mode termasuk aksesoris mode, perabotan dan dekorasi rumah, kebutuhan industrial, hingga kebutuhan modifikasi desain otomotif. Tidak menutup kebutuhan produksi industri lain ke depannya," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Butuh Riset

Ampas Kopi. (via: istimewa)

Dalam menjalankan proyek ini, KYB Project menggandeng 15 kafe atau kedai kopi di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan pasokan puntung rokok, ampas kopi, dan masker.

Mitra kedai kopi ini menjadi titik pengumpulan limbah konsumsi terdekat di kota-kota tersebut untuk kemudian dibawa seluruhnya dan diolah di KYB Mini Lab di Bandung. Khusus di kota Bandung dan Jakarta, pengambilan limbah yang berhasil terkumpul dilakukan oleh Westbike Messenger, jasa pengantaran dengan moda sepeda.

"Tidak hanya di tiga kota ini saja, semoga KYB Project bisa menjangkau kota lain di Indonesia," jelas Rony yang tengah menjajaki kota Bali untuk pengembangan produksi KYB Project selanjutnya. Rony menambahkan, butuh riset yang cukup lama untuk menentukan formula dan proses produk daur ulang ini guna meminimalkan limbah baru.


Aman untuk Dimanfaatkan

Gandeng 15 Kafe, KYB Project Mengolah Ampas Kopi Jadi Jam Tangan sampai Kacamata. (Liputan6.com/Henry)

"Kami memilih biochemical yang prosesnya lebih mudah dan menekan residunya." ucapnya. Menurut Rony, limbah hasil proses produksi termasuk aman untuk dimanfaatkan lebih lanjut untuk keperluan industri lain atau kebutuhan produksi berikutnya alias reuse.

Setiap limbah yang sampai di KYB Mini Lab Bandung akan disortir lebih dulu. Untuk puntung rokok misalnya, harus memisahkan dulu antara busa, kertas, dan sisa tembakaunya. Bahan-bahan yang lain juga disortir kemudian diolah menjadi flake atau berbentuk kepingan kecil.

Setelah itu memulai proses pembuatan produk yang diinginkan. "Mudah-mudahan kita bisa menginspirasi dan melibatkan banyak pihak untuk terlibat dalam pengumpulan limbah atau sampai pengembangan produk ini," harapnya.


Infografis senjata pengolah limbah Pemprov DKI

Infografis senjata pengolah limbah Pemprov DKI (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya