Liputan6.com, Jakarta - PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) terus menggenjot kinerja di tengah tren daur ulang. Sejalan dengan peningkatan kesadaran masyarakat dan komitmen swasta gunakan produk daur ulang, diproyeksikan perdagangan Polyester Staple Fiber (PSF) mencapai USD 39,3 miliar atau Rp 555,5 triliun pada 2025.
INOV merupakan emiten di bidang daur ulang sampah botol plastik (PET) menjadi Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF).
Gerakan ekonomi sirkular dan ekonomi hijau yang digalakkan oleh Pemerintah menambah semangat perusahaan untuk menaikkan jumlah produksinya. Perdagangan sektor ini untuk pasar global akan mencapai level tertinggi pada 2025.
Baca Juga
Advertisement
Penggunaan produk hasil daur ulang mulai digemari oleh masyarakat dan menunjukkan tren positif sehingga mendorong kinerja INOV.
“Hingga kuartal kedua tahun ini, perusahaan berhasil mencatatkan peningkatan penjualan 29,8 persen secara Year on Year YoY)," ujar Direktur PT Inocyle Technology Group Tbk, Victor Choi dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (22/10/2021).
Ia menambahkan, hal ini didorong peningkatan kesadaran masyarakat serta pemanfaatan produk INOV sebagai bahan dasar berbagai industri. Mulai dari industri otomotif, konstruksi, infrastruktur, pertanian, pakaian dan peralatan rumah tangga.
Langkah konkret INOV dalam memaksimalkan kinerjanya dilakukan dengan menambah pabrik-pabrik baru di beberapa kota di Indonesia. Inocycle Technology Group memiliki tujuh pabrik yang sudah beroperasi. Total kapasitas produksi menyentuh angka 38 ribu ton per tahun.
INOV juga tengah membangun pabrik Re-PSF baru di Medan Sumatera Utara. Penambahan pabrik ini harapannya mampu menaikkan produksi dan kinerja INOV ke depan. Pada 2021, INOV menargetkan dapat mencapai pertumbuhan penjualan setidaknya 15 persen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ekspansi Plasticpay
Victor mengimbuhi perusahaan bersama anak usaha Plasticpay secara aktif terus mendukung penerapan ekonomi sirkular di Indonesia.
"Melalui kolaborasi INOV dan Plasticpay, kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah dengan memanfaatkan teknologi digital. Upaya ini sejalan dengan komitmen kami untuk meningkatkan recycle rate di Indonesia yang masih rendah yaitu di bawah 10 persen," ujarnya.
Kehadiran Plasticpay membantu INOV dalam mengamankan pasokan bahan baku daur ulang langsung dari penggunanya.
Dalam rangka upaya mengumpulkan lebih banyak botol plastik, Plasticpay telah memasang ratusan fasilitas pengumpulan botol plastik bernama Plasticpay Dropbox di sekitar area Jabodetabek. Selanjutnya, Plasticpay akan terus melanjutkan ekspansi memasuki kota-kota baru lainnya di Indonesia.
"Dalam kuartal IV, Plasticpay mengincar dapat memasuki Kota Solo. Pabrik Re-PSF dan fasilitas pencucian botol kami juga ada di kota tersebut,” ujar Victor.
Ia menambahkan, dengan tersedianya Plasticpay Dropbox di Solo, dapat menciptakan suatu ekosistem. Dengan setiap sampah botol plastik yang terkumpul dapat langsung diolah dan diproduksi oleh pabrik perseroan.
Ekspansi Plasticpay tidak berhenti sampai di kota Solo saja, tetapi akan berlanjut memasuki kota-kota lain di Indonesia. Dengan begitu, semakin banyak masyarakat merasakan manfaatnya serta mendorong terciptanya ekonomi sirkular di Indonesia.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement