Liputan6.com, Jakarta - Sebagai platform berbagi video, YouTube tentu tidak lepas dari beredarnya video-video yang melanggar aturan mereka, salah satunya terkait misinformasi dan hoaks.
Misinformasi atau hoaks sendiri, menurut Aturan dan Kebijakan YouTube, merupakan salah satu kategori yang melanggar pedoman komunitas mereka.
Mengutip laman resminya, Jumat (22/10/2021), platform milik Google itu mengatakan, mereka telah memiliki serangkaian cara untuk menangani misinformasi.
Baca Juga
Advertisement
Serangkaian solusi tersebut seperti "menghapus konten yang melanggar kebijakan, meningkatkan kualitas sumber resmi berita dan informasi, dan mengurangi rekomendasi konten berisiko dan misinformasi berbahaya."
Misinformasi sendiri terdiri dari tiga yaitu: misinformasi, misinformasi pemilu, dan misinformasi medis terkait Covid-19.
Di bagian misinformasi secara umum, YouTube mengingatkan pengguna, ada beberapa konten yang tidak diperbolehkan diunggah karena dimasukkan dalam kategori tersebut.
Konten tersebut misalnya mempromosikan proses pengobatan atau penyembuhan yan berbahaya, yang mengklaim bahwa zat atau proses pengobatan berbahaya bermanfaat bagi kesehatan.
Konten terlarang lain yang bertujuan untuk menyesatkan peserta sensus sehubungan dengan waktu, tempat, sarana, atau persyaratan kelayakan untuk mengikuti sensus, atau klaim palsu yang secara signifikan dapat mengurangi partisipasi peserta sensus.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Berbagai Konten Misinformasi
Konten yang dimanipulasi pun juga masuk dalam misinformasi yang dilarang.
Konten yang dimanipulasi berarti secara teknis telah dimanipulasi atau dipalsukan dengan cara yang menyesatkan pengguna (di luar klip yang disalahartikan) dan dapat menimbulkan risiko serius yang sangat membahayakan.
Selain itu, ada juga konten dengan atribut yang salah atau yang dapat menimbulkan risiko serius yang sangat membahayakan dengan mengklaim secara keliru rekaman video lama dari peristiwa lampau sebagai peristiwa saat ini.
YouTube mengklaim, sistem machine learning mereka membantu mengidentifikasi dan menghapus spam secara otomatis, serta menghapus konten upload ulang yang telah mereka tinjau dan diputuskan melanggar kebijakan.
YouTube menyebut akan mengambil tindakan terhadap video lainnya yang dilaporkan setelah ditinjau oleh peninjau manual yang terlatih.
"Mereka akan menilai apakah konten bersangkutan memang melanggar kebijakan kami atau tidak, dan melindungi konten yang memiliki tujuan pendidikan, dokumenter, ilmiah, atau artistik," katanya.
Tim peninjau punakan menghapus konten yang melanggar kebijakan dan konten yang dikenai pembatasan usia yang mungkin tidak cocok untuk semua penonton.
"Masukan peninjau kemudian digunakan untuk melatih dan meningkatkan akurasi sistem kami pada skala yang jauh lebih besar," tulis mereka.
Advertisement
Sanksi Terhadap Sebuah Pelanggaran
Apabila peninjau memutuskan sebuah konten melanggar Pedoman Komunitas, YouTube akan menghapusnya dan mengirimkan pemberitahuan kepada kreatornya.
Pada pelanggaran Pedoman Komunitas pertama, kanal kreator tersebut hanya akan mendapatkan peringatan tanpa penalti.
Usai peringatan pertama, YouTube akan mengeluarkan teguran Pedoman Komunitas kepada channel tersebut jika melanggar kembali dan akunnya akan diberi pembatasan untuk sementara.
Pembatasan itu termasuk tidak diizinkan untuk mengupload video, live stream, atau story selama periode 1 minggu.
"Channel yang menerima tiga teguran dalam periode 90 hari akan ditutup," tulis mereka.
Sementara, kanal yang dibuat untuk melanggar kebijakan atau memiliki satu kasus penyalahgunaan berat pada platform, akan langsung ditutup tanpa melalui sistem teguran.
Meski begitu, kreator dapat mengajukan banding atas semua teguran dan penghentian akun jika merasa terdapat kesalahan, dan tim akan meninjau kembali keputusan tersebut.
Di satu sisi, YouTube menyebut bahwa pengguna atau yang dalam hal ini mereka sebut "Komunitas YouTube," juga berperan dalam melaporkan konten yang menurutnya tidak pantas.
"Jika Anda melihat konten yang Anda rasa melanggar Pedoman Komunitas, gunakan fitur pelaporan kami untuk memberi tahu kami konten yang dimaksud agar ditinjau," kata YouTube.
(Dio/Isk)
Infografis Cek Fakta
Advertisement