Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, Jumat (22/10/2021) diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Sejumlah harapan dan untaian doa disampaikan para tokoh nasional.
Misalnya saja Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menilai di Hari Santri Nasional ini, pesantren memiliki kemampuan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Advertisement
Menurut Yaqut, hal tersebut dibuktikan dengan pencegahan dan pengendalian yang dilakukan pesantren terhadap para santri.
"Kita patut mengapresiasi pengalaman beberapa pesantren yang berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan atas dampak pandemi. Ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren juga memiliki kemampuan untuk menghadapi pandemi Covid-19 di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang dimilikinya," ujar pria yang karib disapa Gus Yaqut saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Santri di halaman kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (22/10/2021).
Selain itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menguntai keinginan agar lebih banyak wirausaha atau pengusaha dari kalangan santri dan lulusan pondok pesantren.
Dia berharap agar wirausaha dari kalangan santri dapat menggerakan perekonomian yang inklusif.
Berikut sederet harapan dan untaian doa dari para tokoh di Hari Santri Nasional dihimpun Liputan6.com:
1. Partai Gerindra
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani ikut memperingati perayaan Hari Santri 2021 dengan menyambangi sejumah pondok pesantrendi Jawa Timur, Kamis 21 Oktober 2021.
Pondok Pesantren yang dikunjungi yaitu Pesantren Sidogiri Pasuruan Kiai Fuad Nur Hasan dan Abdullah Siradj, Pesantren Zainul Hasan Genggong Pasuruan, yang diasuh oleh KH Hasan Mutawakkil, dan Ponpes Walisongo pimpinan KH Muhammad Cholil As'ad, Situbondo.
"Hari Santri adalah peringatan dikeluarkannya fatwa jihad atau lebih dikenal dengan resolusi jihad oleh Hadroti Syekh KH Hasyim Asyari pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang. Inilah yang menjadi cikal bakal peristiwa heroik pada 10 November 1945 yang menjadi tonggak sejarah utama dalam upaya mempertahankan Republik Indonesia yang baru merdeka beberapa bulan," kata Wakil Ketua MPR itu.
Muzani menilai perjuangan para ulama dan santri penting untuk diperingati karena kesiapsiagaan dalam membela negara ternyata telah teruji oleh sejarah.
"Komando Kiai menjadi penentu bagi arah perjuangan santri. Dan santri mentaati karena yakin bahwa fatwa jihad yang menjadi komando itu untuk kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara," imbuh Muzani.
ia mengatakan, Gerindra sebagai partai politik, ingin belajar dari loyalitas santri kepada kiai. Gerindra juga ingin belajar bagaimana kepentingan dan kemaslahatan bangsa adalah segalanya sepertinya yang sudah dicontohkan para kiai.
"Agar perjuangan kami tidak melenceng dari tujuan. Dan kami tidak salah dalam memahami aspirasi dan keinginan rakyat," ujar Muzani.
"Dari fatwa jihad sebagai Dawuh Kiai Hasyim kemudian diikuti oleh para Kiai dalam resolusi jihad, dan diteruskan oleh para santri dalam bentuk tindakan pada 10 November 1945. Itulah yang menyelamatkan NKRI dari agresi militer Inggris dan Belanda," lanjut Muzani.
Menurut Muzani, tugas santri kini belum selesai. Mereka harus mengisi Republik Indonesia yang sudah berusia 76 tahun ini dengan inovasi dan kreasi di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Namun, Muzani optimis santri bisa dan mampu menghadapi hal itu, meskipun persaingan teknologi dan arus global begitu ketat. Muzani berharap agar negara memberi keberpihakan kepada hasil inovasi dan kreasi anak negeri termasuk santri.
Merespon hal ini, pimpin Ponpes Zainul Hasan, KH Hasan Mutawakkil mengatakan bahwa dirinya merasa optimis karena Indonesia memiliki SDM yang begitu tangguh. Dan ponpes tidak akan pernah lelah mencetak kader-kader bangsa untuk mengisi pembangunan.
Dalam kunjungan ini, Muzani didampingi Anggota DPR Gerindra seperti Prasetyo Hadi, Mulan Jameela, Rahmat Muhajirin, Bambang Haryadi, Moreno Suprapto, Imron Amin, Bimantoro Wiyono, Sumail Abdullah dan Mochamad Hekal.
Kemudian, Ketua DPP Partai Gerindra, Danang Wicaksana Sulistya, Setyoko, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Gus Irfan Yusuf, Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, Wasekjen Partai Gerindra Ahmad Dhani Prasetyo, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad yang merupakan santri dari Ponpes Sidogiri dan Sekretaris DPD Partai Gerindra Jawa Timur Kharisma Febriansyah.
Advertisement
2. Wagub Jabar
Dalam memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum gencar menyosialisasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Penyelenggaraan Pesantren.
Selain Perpres 82/2021, Uu juga turut menyosialisasikan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Barat No 1 Tahun 2021 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Pesantren.
Uu mengatakan, ada tiga fokus bantuan untuk ponpes sesuai perda pesantren. Pertama, hak menerima anggaran, hak mendapatkan pembinaan, serta hak menerima pemberdayaan dari pihak pemerintah.
Terkait pembinaan, Uu menjelaskan, bidang pendidikan dan kurikulum tidak menjadi prioritas. Namun, Pemprov Jabar siap menyediakan pembinaan bidang pendidikan dan kurikulum bagi ponpes yang memerlukan.
"Untuk pembinaan tidak termasuk pembinaan bidang pendidikan dan kurikulum, karena setiap ponpes sudah punya kurikulum dan silabus masing-masing yang biasanya berdasarkan almamaternya. Tapi pemerintah menyediakan kalau ponpes ingin penyuluhan pendidikan dan kurikulum kami siap," kata Uu di Pendopo Bupati Cianjur, Pamoyanan, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.
Menurut Uu, masih ada pimpinan ponpes yang menganggap tabu berhubungan dengan pihak pemerintah. Menanggapi hal tersebut, Uu memastikan akan menghargai keputusan setiap pimpinan ponpes dan tidak akan memaksa ponpes untuk mengikuti program bantuan perpres dan perda pesantren.
"Hari ini banyak pimpinan ponpes yang tidak mau, menganggap tabu dan seolah-olah mengharamkan untuk datang ke pihak pemerintah, padahal ada peluang bantuan," ujarnya.
"Tetapi kami tidak memaksa. Kalau mereka memang tidak mau anggaran dari pemerintah, ya tidak apa-apa. Ini bagi yang mau, kami sebagai politisi dan pemerintah sudah membuat legalitas, sehingga nanti bisa kontinu pembangunan di ponpes dengan perpres dan perda pesantren," kata Uu menambahkan.
Lebih lanjut Uu menilai, guna menghindari penyelewengan bantuan dana untuk pesantren, maka penyerahan bantuan dalam bentuk fisik akan lebih aman. Terlebih, kata dia, kurang mampunya ponpes dalam mengelola administrasi dapat berisiko menjadi temuan pada laporan keuangan.
"Bantuan dari pemerintah kepada ponpes karena sifatnya hibah dan bansos, di situ ada kelemahan di pihak ponpes dalam hal administrasi. Terkadang uang digunakan secara maksimal untuk keperluan tetapi administrasi tidak beres, akan terjadilah hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Uu.
"Tapi kalau yang diserahkan bantuannya tidak dalam bentuk uang, pesantren hanya menerima manfaat dalam bentuk bangunan dan yang lainnya, itu bisa mengantisipasi adanya penyelewengan dana," dia menandaskan.
3. Wakil Menteri Agama
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid mengimbau agar para santri modern memiliki kecakapan dalam literasi digital.
Ia menilai jihad para santri masa kini semakin berat. Selain kemampuan ilmu keislaman (tafaqquh fi al-din), santri juga diharapkan memiliki keluasaan cakrawala dalam beragam perspektif keilmuan umum.
Dia mengatakan, tantangan santri saat ini jauh lebih kompleks. Kalau dulu berhadapan dengan penjajahan Belanda, saat ini mereka akan bergelut dengan isu-isu sosial kemasyarakatan, lingkungan, politik, ekonomi, dan kebangsaan yang lebih rumit dibanding dengan masa lalu, termasuk tantangan revolusi industri 4.0.
"Santri abad ke-21 harus memiliki keterampilan literasi digital (digital literacy), di samping literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan," terang Zainut Tauhid dalam keterangannya, Jumat (22/10/2021).
Menurut dia, dunia saat ini tengah memasuki periode perubahan transformatif dan pergeseran besar dalam pelbagai aspek kehidupan. Segala sesuatu telah mengalami proses mediatisasi, digitalisasi, virtualisasi, otomatisasi, robotisasi, mobilisasi, dan deteritorialisasi.
"Revolusi digital diperkirakan akan menghilangkan 800 juta lapangan kerja di seluruh dunia, yang diestimasi terjadi sampai tahun 2030 karena digantikan oleh mesin. Hal ini bisa menjadi ancaman dunia termasuk bagi Indonesia sebagai negara yang memiliki angkatan kerja dan angka pengangguran yang cukup tinggi," pesan Zainut Tauhid.
"Kondisi saat ini memaksa semua pihak untuk melakukan akselerasi pemahaman dan penguasaan terhadap teknologi, tidak terkecuali para santri," sambungnya.
Mengutip pesan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Zainut Tauhid mengatakan bahwa santri milenial tidak cukup hanya pintar mengaji. Lebih dari itu, santri harus mempunyai daya hidup dan kreativitas agar siap memasuki dunia industri dan dunia usaha.
Agar lebih kontributif dalam memecahkan masalah yang kompleks pada abad ke-21, lanjut dia, santri milenial juga harus dapat berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Oleh sebab itu, proses pembelajaran di pesantren, selain tetap berorientasi tafaqquh fi al-din, semestinya juga terus disesuaikan agar selalu relevan dengan perkembangan zaman, tuntutan dunia industri dan dunia usaha, serta potensi kaum milenial dalam penghidupan di masa depan.
"Para ustaz di pesantren semakin penting untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada santri, yaitu karakter religius dan jiwa fastabiqul khairat atau berlomba-lomba untuk kebaikan," tandasnya.
Advertisement
4. Menteri Agama
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai, pesantren memiliki kemampuan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Menurut Yaqut, hal itu dibuktikan dengan pencegahan dan pengendalian yang dilakukan pesantren terhadap para santri.
"Kita patut mengapresiasi pengalaman beberapa pesantren yang berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan atas dampak pandemi. Ini menjadi bukti nyata bahwa pesantren juga memiliki kemampuan untuk menghadapi pandemi Covid-19 di tengah berbagai keterbatasan fasilitas yang dimilikinya," kata pria karib disapa Gus Yaqut saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Santri di halaman kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (22/10/2021).
Gus Yaqut meyakini, pesantren memiliki modal utama dalam menghadapi tantangan, yaitu tradisi dan sikap kehati-hatian.
Diketahui, modal tersebut adalah ajaran turun oleh para kiai kepada tiap santri di lingkungan pesantren.
"Keteladanan para kiai berkontribusi untuk mendorong para santri bersedia ikut vaksin yang saat ini sedang diprogramkan oleh pemerintah," ungkap Yaqut.
Gus Yaqut pun kemudian mengajak para santri dan seluruh elemen masyarakat untuk mendoakan para pahlawan terutama dari kalangan ulama, kiai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama.
Dia bercerita, Hari Santri tidak terlepas dari perjuangan mereka yang pada 22 Oktober 1945 menerbitkan Resolusi Jihad di bawah komando Hadratusy-Syaikh Hasyim Asy'ari.
"Resolusi Jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 Nopember 1945 yang kita diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sejak ditetapkan pada tahun 2015, setiap tahun umat muslim Indonesia rutin menyelenggarakan peringatan Hari Santri," urai Yaqut.
"Semoga arwah para pahlawan bangsa, mereka yang gugur sebagai kusuma bangsa, ditempatkan pada tempat yang terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Amin," Yaqut menandasi.
5. Wakil Ketua DPR RI
Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) mendorong santri agar tidak lengah menjadi bagian bangsa Indonesia untuk menjaga kesucian hati dan akhlak, berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran Islam rahmatan lil alamin serta tradisi luhur bangsa Indonesia.
Demikian disampaikan Gus Muhaimin saat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2021 di kediaman Pengasuh Ponpes Al Madina Gunungpati Semarang, Habib Umar Muthahar, Rabu, 20 Oktober 2021.
Menurut Gus Muhaimin, santri tidak semuanya adalah sosok yang mondok di Pesantren dalam waktu tertentu. Label santri disebutnya bisa saja disematkan kepada siapapun selama dia mencintai ulama, kiai, dan mau menjalankan tradisi ahlissunnah wal jamaah.
"Pokoknya yang cinta ulama, cinta kiai, melaksanakan ajaran Aswaja minimal mauludan, insyaallah bisa kita sebut santri. Apalagi kalau bulan maulid muludannya 10 kali, nah itu lebih santri lagi," kelakar Gus Muhaimin.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mengajak kaum santri untuk terus tumbuh menjadi generasi membanggakan untuk Indonesia. Tubuh, tenaga dan buah karya para santri, kata dia, diabdikan khusus untuk Indonesia.
"Semakin maju santri Indonesia, maka semakin maju bangsa Indonesia. Semakin maju Ahlussunnah Wal Jamaah, maka insyaallah Indonesia juga akan semakin maju di masa akan datang," tutur Gus Muhaimin.
Dia berharap, santri dan pesantren dapat terus dan terus menjadi kekuatan besar bagi negara, sumber inspirasi sekaligus salah satu sumber kehidupan bagi bangsa Indonesia.
Karena itu, Gus Muhaimin berujar, santri perlu menekankan dua hal. Pertama, santri harus menjadi penopang kekuatan ekonomi baru.
"Kenapa? Karena sekarang ini semua rontok. Dan peran santri sangat dibutuhkan saat ini," tukasnya.
Kedua, lanjut Gus Muhaimin, Santri harus melek teknologi. Dia mencontohkan Habib Umar Muthahar dan KH. Yusuf Chudlory yang mampu menjadikan teknologi sebagai media dakwah sehingga mampu menembus banyak kalangan secara lebih luas.
"Teknologi ini penting, kenapa? Pola hidup masyarakat telah berubah, cara kerja berubah, hubungan produsen dengan konsumen juga berubah," ujar Gus Muhaimin.
Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh, antara lain Habib Umar Muthahar, Rois Syuriyah PWNU Jateng KH. Ubaidillah Shodaqoh, Ketua PWNU Jateng KH. Muzammil, serta sejumlah Kiai dan Habib di wilayah Semarang.
Nampak pula hadir Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Syamsurijal, serta Pengasuh Ponpes API Tegalrejo Jateng KH. Yusuf Chudlory beserta jajaran.
Advertisement
6. Wakil Presiden
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, para santri harus siap berkontribusi untuk terus berusaha dan berkarya dalam menggerakkan kembali roda perekonomian nasional.
Hal itu dikatakan Ma'ruf saat berpidato dalam acara Peran Positif Santri dalam Meningkatkan UMKM dan Koperasi selama Pandemi.
"Pemerintah saat ini telah memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan pesantren di tanah air, di antaranya adalah penetapan Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober," kata Ma'ruf dalam keterangannya.
Selain itu, lanjut Ma'ruf, data Kementerian Agama menunjukkan bahwa saat ini terdapat kurang lebih 4,76 juta santri di 34.652 pesantren yang tersebar di seluruh wilayah tanah air.
Jumlah tersebut, diketahui sekitar 44,2% di antaranya memiliki potensi ekonomi, mulai dari potensi pengembangan koperasi UMKM dan ekonomi syariah, agribisnis, peternakan, perkebunan maupun juga vokasional.
"Dengan melimpahnya sumber daya tersebut, maka peran santri sebagai komponen utama dari civitas pesantren sangat dibutuhkan pada berbagai upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19," sambung Ma'ruf.
Tidak hanya pemerintah pusat, Ma'ruf juga menyatakan, Pemerintah Daerah juga memberi perhatian terhadap santri yakni dalam mencanangkan Program One Pesantren One Product (OPOP) sebagai program unggulan, antara lain Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat.
"Saya telah menyaksikan sendiri berbagai produk OPOP yang terbukti berkualitas dan beberapa di antaranya telah berhasil diekspor ke manca negara," tutur Ma'ruf.
Wapres berharap, dukungan penuh terhadap santri dapat dimanfaatkan demi mengembangkan produktivitas para santri dan dijadikan modal awal yang harus terus dikembangkan optimal.
"Saya mengajak seluruh santri untuk betul-betul mengaplikasikan semangat tema Hari Santri tahun ini yakni 'Santri Siaga Jiwa dan Raga' dalam seluruh gerak langkahnya baik pada aktivitas pendidikan, dakwah maupun pemberdayaan masyarakat," ucap dia.
Ma'ruf mengatakan pesantren kini tidak hanya sekedar tempat mendalami agama, tapi telah bertransformasi. Menurutnya para santri kini telah menjadi agen pemberdayaan sehingga mampu menggerakkan perekonomian di lingkungan pesantren sendiri perekonomian masyarakat di sekitarnya.
"Perubahan pola kehidupan sosial masyarakat, adanya reformasi pendidikan, dan terjadinya era disrupsi, telah menuntut pesantren untuk terus melakukan penyesuaian dan perubahan dengan tetap menjaga citra eksistensinya,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam Webinar Peringatan Hari Santri 2021, yang diselenggarakan secara virtual.
Ma'ruf Amin menekankan tentang transformasi peran pesantren yang telah dikukuhkan dalam UU No. 18 tahun 2019.
Di dalam UU tersebut disebutkan, tiga fungsi utama pesantren, yaitu sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama, atau pesantren sebagai pusat penyiapan ahli agama sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia dan sebagai lembaga yang melakukan pemberdayaan masyarakat.
"Melihat ketiga fungsi utama tersebut, maka kebangkitan perekonomian pesantren harus dimulai dari para santri," ungkap dia.
Ma'ruf menjelaskan pemerintah telah membuat beberapa program untuk mendorong perkembangan perekonomian pesantren. Mulai dari program Santripreneur dan Petani Muda yang diluncurkan pada 2018.
"Program ini membentuk wirausaha-wirausaha baru di pondok pesantren, termasuk regenerasi petani, dan mengembangkan potensi lahan non-produktif di pesantren," bebernya.
Untuk mendukung program santripreneur dan menggerakan perekonomian pesantren, pemerintah juga memberikan dukungan berupa Kredit Usaha Rakyat Syariah (KUR Syariah) dan membentuk Bank Wakaf Mikro (BWM) untuk meningkatkan akses permodalan usaha di lingkungan pesantren.
"Untuk itu pesantren harus mampu memastikan kualitas produknya sesuai dengan selera pasar sehingga memiliki nilai jual yang kompetitif,” pintanya.
Selain meningkatkan pemberdayaan ekonomi, dia juga berpesan kepada para santri agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman yang serba digital.
"Jika pesantren tidak dapat beradaptasi dan bertransformasi sejalan dengan perubahan zaman, maka eksistensi pesantren dapat terancam, dan lulusannya pun akan menjadi orang asing di zamannya," pungkas Ma'ruf.
7. Presiden
Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin lebih banyak wirausaha atau pengusaha dari kalangan santri dan lulusan pondok pesantren. Dia berharap agar wirausaha dari kalangan santri dapat menggerakan perekonomian yang inklusif.
"Karena itu kita harus mendorong munculnya lebih banyak entrepreneur, wirausahawan dari kalangan santri dan lulusan pondok pesantren," kata Jokowi dalam acara Peringatan Hari Santri Nasional 2021 dan Peluncuran Logo Baru Masyarakat Ekonomi Syariah di Istana Negara Jakarta.
Menurut dia, orientasi santri saat ini seharusnya bukan lagi untuk mencari pekerjaan. Namun, Jokowi mendorong agar para santri mulai menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat.
"Peran pendidikan di pesantren, madrasah maupun pendidikan tinggi agama Islam sangat strategis. Mencetak lulusan yang inovatif dan berkewirausahaan, mencetak lulusan yang mampu bersaing di pasar kerja, dan menjadi wirausahawan sosial yang sukses," jelasnya.
Kendati begitu, Jokowi menyadari dukungan akses pembiayaan sangat penting untuk mendorong tumbuhnya wirausaha-wirausaha baru. Untuk itu, kata dia, pemerintah telah menyiapkan berbagai skema bantuan seperti program Mekar, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Bank Wakaf Mikro.
"Saya berharap pesantren dan para santri dapat memanfaatkan berbagai program pembiayaan ini dengan baik. Sehingga pesantren dan para santri dapat semakin berperan dalam memperkuat ekonomi umat," ujar dia.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan ucapan Selamat Hari Santri Nasional tahun 2021 yang jatuh setiap 22 Oktober.
Adapun Hari Santri Nasional ditetapkan oleh Jokowi melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 tahun 2015.
"Saya mengucapkan selamat Hari Santri. Selamat berkontribusi untuk kemajuan negeri," ucap Jokowi.
Menurut dia, para santri ikut berperan mengendalikan penyebaran Covid-19 sehingga Indonesia kembali pulih.
"Di masa pandemi ini, jiwa dan raga santri Indonesia juga bersiaga untuk bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19, agar Indonesia selekasnya keluar dari masa-masa sulit ini," kata Jokowi melalui akun instagramnya @jokowi, Jumat (22/10/2021).
Dia menyebut bahwa zaman berubah-ubah dengan tantangannya sendiri-sendiri. Namun, Jokowi mengapresiasi sikap para santri yang tetap teguh dan siap siaga membela tanah air.
"Di setiap perubahan zaman itu, para santri Indonesia tetap teguh pada satu hal: siap siaga membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian," jelasnya.
(Cindy Violeta Layan)
Advertisement