Rahasia Tetap Waras Selama Pandemi COVID-19, Berolahraga dan Tonton Konten Lucu

Sederet alasan orang tetap waras selama pandemi COVID-19

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 23 Okt 2021, 20:00 WIB
Seorang pria dengan mengenakan masker berolahraga selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (16/4/2020). Kendati Kawasan Senayan pun juga diterapkan PSBB, warga bisa tetap berolahraga di Komplek Gelora Bung Karno (GBK). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 secara tidak langsung membantu banyak orang beralih menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, diimbangi olahraga yang teratur.

Lewat survei 'Asia Pacifik Health Inertia Survey 2021' yang dilakukan perusahaan nutrisi global, Herbalife Nutrition, pada Juli dan Agustus 2021 di 11 negara Asia Pasifik diketahui bahwa pandemi COVID-19 telah berdampak di berbagai kehidupan masyarakat.

Survei yang melibatkan 5.496 konsumen Herbalife Nutrition berusia di atas 18 yang tersebar di Australia, Hongkong, Jepang, Indonesia, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam, bertujuan guna mengungkap wawasan masyarakat tentang dampak pandemi COVID-19 terhadap kesehatan, serta sikap dan perilaku konsumen dalam meningkatkan kesehatan.

Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi, mengatakan, ada kesadaran tinggi terhadap peran penting dari berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, dan dukungan lingkungan dan komunitas dalam mencapai kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.

Merujuk pada hasil Asia Pacific Health Inertia Survey 2021, 63 persen konsumen di Indonesia mengatakan bahwa kesehatan fisik mereka saat ini kurang ideal. Ketika ditanya tentang kondisi kesehatan mental, 60 persen responden juga merasa kurang ideal.

Bagi mereka yang mengalami penurunan kesehatan fisik dalam 12 bulan terakhir, lanjut Dewi, 69 persen responden di Indonesia mengaitkan hal ini dengan kurangnya aktivitas fisik, diikuti dengan banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat (42 persen).

Ketika bicara tentang penurunan kesehatan mental, alasan utama adalah stres akibat pekerjaan yang terdampak situasi ekonomi yang tidak menentu (70 persen), kurangnya aktivitas di luar (61 persen) dan akibat lebih sering tinggal di rumah karena pembatasan mobilitas (60 persen).

Lebih lanjut, Dewi, memaparkan, responden yang mengalami peningkatan kesehatan fisik dan mental, faktor yang berperan pada responden di Indonesia secara umum adalah mengonsumsi makanan yang lebih sehat, mendapatkan pengaruh positif dari keluarga dan teman, lebih banyak waktu untuk pribadi, serta banyak meluangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas olahraga.

 


Meningkatnya Kesadaran Konsumsi Makanan Sehat dan Olahraga

Meskipun sebagian besar konsumen Indonesia beranggapan bahwa kondisi kesehatan mereka saat ini kurang ideal, tapi banyak di antara mereka yang telah mengambil inisiatif untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan lebih sering berolahraga. 

Masih merujuk pada hasil survei, lanjut Dewi, 75 persen konsumen di Indonesia mengatakan bahwa selama pandemi COVID-19, mereka mulai mengonsumsi makanan yang lebih sehat. Sedangkan responden, yang selama pandemi cenderung mengonsumsi makanan yang tidak sehat memberikan beberapa alasan, seperti 64 persen menyatakan bahwa akses untuk mendapatkan makanan yang tidak sehat lebih mudah dibanding makanan sehat.

Selain itu, 58 persen menyatakan bahwa kurangnya motivasi dari keluarga atau lingkungan sekitar untuk memperbanyak konsumsi makanan sehat selama pandemi.

Survei ini juga mengungkap bahwa 64 persen konsumen di Indonesia mulai lebih sering berolahraga selama pandemi. Bagi mereka yang jarang berolahraga selama pandemi, sebagian besar mengaku berolahraga kurang dari satu hingga tiga hari per minggu, dengan alasan utama yaitu kurangnya motivasi, kurangnya ruang di rumah untuk melakukan olahraga, dan keterbatasan untuk mengakses pusat kebugaran.

 

 

 


Teknologi Menjadi Kunci Dalam Gaya Hidup Sehat dan Aktif

Dengan gelombang digital yang melanda negara-negara di Asia Pasifik, teknologi dan media sosial juga memainkan peran yang lebih penting dalam mendukung gaya hidup sehat dan aktif, kata Dewi.

Saat ini, konsumen di Indonesia menggunakan alat teknologi seperti video dan kelas kebugaran virtual yang tersedia untuk umum (57 persen), pelacak kebugaran (37 persen), aplikasi nutrisi (31 persen), serta aplikasi kebugaran dan olahraga (28 persen) untuk mendukung pola hidup sehat mereka.

Sementara responden di Indonesia lebih cenderung menyatakan bahwa media sosial memiliki pengaruh positif (45 persen) pada kesehatan mental mereka daripada pengaruh negatif (13 persen). Mereka yang menjadikan media sosial memiliki efek positif umumnya menggunakan media sosial untuk:

- Membaca konten inspiratif/motivasi (71 persen)

- Melihat konten lucu/ringan (70 persen)

- Inspirasi/motivasi dari influencer media sosial (63 persen)

 

 


Tekad Memulai Gaya Hidup Sehat dan Aktif

Ketika ditanya tentang rencana mereka untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat dan aktif dalam 12 bulan ke depan, sebagian besar konsumen di Indonesia (99 persen) mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat, sementara 90 persen juga berencana untuk lebih sering berolahraga.

Langkah-langkah yang akan mereka ambil untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat, di antaranya:

- Minum air lebih banyak (79 persen)

- Memasukkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam menu makanan (72 persen)

- Memastikan makanan nutrisi yang seimbang (61 persen)

Tindakan utama yang akan mereka ambil untuk berolahraga, di antaranya:

- Menyusun jadwal olahraga secara teratur (72 persen)

- Membeli peralatan olahraga untuk berolahraga di rumah (45 persen)

- Memengaruhi keluarga dan teman untuk berolahraga bersama secara fisik atau virtual (44 persen)

"Hasil Asia Pacific Health Inertia Survey 2021 menunjukkan kepada kami bahwa pentingnya memotivasi masyarakat untuk mendapatkan kembali kesehatan yang diinginkan. Kami perlu terus memperkuat komitmen untuk mendorong masyarakat menerapkan gaya hidup sehat yang aktif dengan didukung nutrisi seimbang," kata Dewi dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 22 Oktober 2021. 

Menurut Dewi, komitmen tersebut telah dimulai dengan menyelenggarakan Herbalife Nutrition Virtual Run 2021 dan progam kampanye ‘Get Moving With Good Nutrition’. Tujuannya untuk menginspirasi masyarakat agar mengadaptasi gaya hidup sehat dan aktif, serta mendorong komunitas agar saling mendukung dalam meningkatkan aktivitas gaya hidup sehat.

Herbalife Nutrition Virtual Run 2021 berlangsung serentak pada 1 Oktober hingga 31 Oktober 2021 di 11 negara Asia Pasifik. Tahun lalu acara tersebut diikuti lebih dari 14.000 peserta yang menempuh jarak hampir 600.000 kilometer di seluruh Asia Pasifik.

Pada tahun ini, Herbalife Nutrition Virtual Run mempunyai tujuan yang lebih besar dan lebih berani, kata Dewi.

"Dengan dukungan lebih banyak platform atau aplikasi lari virtual serta konten digital untuk memudahkan peserta. Penggunaan perangkat dan platform edukasi ini juga ditujukan untuk membantu peserta membentuk komunitas agar dapat saling mendukung aktifitas gaya hidup sehat," katanya.


Infografis 5 Cara Cegah Covid-19 Saat Berolahraga di Gym

Infografis 5 Cara Cegah Covid-19 Saat Berolahraga di Gym. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya