2 Tahun Jokowi-Ma'ruf, Rektor Unnes: Penanganan Covid-19 Diacungi Jempol

Menurut dia, 80 persen masyarakat harus divaksin agar terhindar dan kebal dari penyebaran virus corona.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 22 Okt 2021, 18:24 WIB
Banner Infografis Sorotan 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Dr Fathur Rokhman menyoroti upaya penanganan Covid-19 yang dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin dalam 2 tahun kepemimpinannya. Fathur menilai kebijakan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam menangani pandemi Covid-19 perlu diacungi jempol.

"Kalau dalam rangka penanganan covid, kita memberikan acungan jempol," kata Fathur saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (22/10/2021).

Dia mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Indonesia saat ini mulai membaik dibandingkan negara-negara tetangga lainnya. Hal ini dilihat dari kasus Covid-19 di tanah air yang melandai dan kasus sembuh yang meningkat.

Padahal, kata Fathur, sejumlah pihak awalnya memandang bahwa penanganan Covid-19 merupakan tugas yang berat. Bahkan, masyarakat juga meragukan kemampuan pemerintah dalam mengendalikan pandemi.

"Namun, setelah itu kita bisa mengcoveri dengan membaik kondisinya lebih banyak yang sembuh itu, kemudian kita bangkit lagi kepercayaan terhadap pemerintah," jelasnya.

Hanya saja, Fathur meminta pemerintahah Jokowi-Ma'ruf untuk terus meningkatkan capaian vaksinasi Covid-19. Menurut dia, 80 persen masyarakat harus divaksin agar terhindar dan kebal dari penyebaran virus corona.

"Kita memang harus melakukan imunitas kolektif secara nasional. Untuk itu, kita tingkatkan imunitas masyarakat dengan vaksinasi sukses. Karena saat ini belum. Setidaknya, masyarakat Indonesia harus 80 persen tervaksin sehingga bisa terjaga dengan Covid-19," ujar Fathur.

Selain itu, dia menyebut pemerintah harus meningkatkan aspek diplomasi dengan negara-negara lain, menghidupkan kembali UMKM, dan penguatan pangan lokal. Dengan begitu, perekonomian nasional akan kembali pulih dan bergairah.

"Kalau ekonominya dilepas, itu bisa lonjakan mobilitas penduduk dan sebagainya dan yang kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan kan terhitung masih rendah di berbagai daerah," tuturnya.

 


Dorong PTM Perguruan Tinggi

Disisi lain, Fathur menyampaikan perguruan tinggi telah melakukan berbagai inovasi dalam rangka membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19. Misalnya, GeNose yang bisa mendeteksi Covid-19 melalui embusan napas yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tak hanya itu, Fathur menuturkan perguruan tinggi juga melakukan berbagai upaya membantu mahasiswa terdampak pandemi dan kesulitan membayar uang kuliah tunggal (UKT). Kemudian, mengatasi agar akses pendidikan tetap berjalan di masa pandemi Covid-19 melalui pembelajaran daring.

"Alhamdulillah itu bisa teratasi dengan baik. Jadi, sisi perguruan tinggi, 2 tahun pemerintahan dalam mengatasi covid saya pikir masih bagus dan perguruan tinggi malah justru yang tertantang untuk melalukan kemajuan-kemajuan, inovasi-inovasi," ucap dia.

Kendati begitu, Fathur mendorong pemerintah agar pembelajaran tatap muka di perguruan tinggi dapat terus dilakukan. Dia meyakini pembelajaran tatap muka di perguruan tinggi maupun sekolah akan aman dengan protokol kesehatan.

"Ketika mahasiswa itu atau siswa itu bisa dengan program kesehatan itu bisa sekolah, artinya dia sudah memenuhi vaksin dan lainnya dan sekolah bisa memfasilitasi," pungkas Fathur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya