Keluhan Pasien Long COVID, Susah Tidur hingga Tak Bisa Ereksi

Kelelahan atau fatigue menjadi gejala terbanyak yang dikeluhkan pasien long COVID.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Okt 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi Sesak Napas pada pasien long COVID Credit: pexels.com/Hola

Liputan6.com, Jakarta Sebagian penyintas COVID-19 masih mengeluhkan berbagai gejala setelah beberapa minggu atau bulan usai dinyatakan sembuh. Kelelahan atau fatigue menjadi gejala terbanyak yang dikeluhkan pasien long COVID.

"Yang paling umum adalah kelelahan kemudian batuk, sesak napas juga masih nyeri tenggorokan," kata dokter spesialis paru konsultan Erlina Burhan dalam podcast bersama Deddy Corbuzier ditulis Sabtu (23/10/2021).

Selain itu, pada sebagian orang lain yang mengalami long COVID bukan mengalami keluhan seputar masalah paru tapi juga susunan gangguan pusat dan gangguan kognitif.

"Pada yang mengalami gangguan kognitif, orang long COVID itu merasa susah tidur, susah konsentrasi, alami amnesia sesaat, banyak lupa," kata Erlina.

Di kesempatan itu, Deddy juga bertanya mengenai kebenaran orang yang alami long COVID-19 jadi tidak bisa ereksi. Terkait itu, Erlina mengatakan bahwa hal itu bisa saja terjadi mengingat COVID-19 adalah penyakit sistemik yang menyerang seluruh sistem.

"Bisa terjadi trombosis, sumbatan, kelainan di pembuluh darah. Tapi itu hanya sementara," katanya menjelaskan.

 


Rasakan Keluhan Usai Sembuh COVID-19, Segera ke Dokter

Long COVID-19 (Foto: Unsplash)

Erlina mengatakan bagi penyintas COVID-19 yang masih mengeluhkan gejala-gejala alangkah lebih baik segera memeriksakan diri ke dokter. Sehingga bisa didapatkan jalan keluar terbaik untuk mengatasi gejala yang timbul.

"Ke dokter untuk diidentifikasi masalah apa saja. Kadang-kadang pada orang tertentu merasa ada masalah, tapi setelah dicek baik-baik saja. Maka dari itu pengecekan dari dokter bakal tahu harus apa," katanya.

Pada orang yang amat peduli pada kualitas hidup, ia akan merasakan kondisi yang tidak menyenangkan meski sudah dinyatakan sembuh COVID-19. Seperti pasien Erlina yang biasanya seminggu sekali mampu berlari hingga 1 -5 kilometer tapi usai sembuh COVID-19 masih sulit berlari malah jalan kaki saja sudah ngos-ngosan.

"Jadi, perubahan ini begitu berarti untuk orang seperti itu," kata dokter yang praktik di RSUP Persahabatan Jakarta ini.

Maka dari itu, Erlina menyarankan pada penyintas COVID-19 untuk segera ke dokter untuk memeriksakan kesehatan bila ada keluhan sisa.


Infografis Boleh dan Tidak Boleh Sebelum - Setelah Vaksinasi Covid-19.

Infografis Boleh dan Tidak Boleh Sebelum - Setelah Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya