Liputan6.com, Jakarta Gensan Punch karya sutradara Filipina Brillante Mendoza mendapat sorotan dalam kompetisi di Festival Film Internasional Busan ke-26. Film tersebut berdasarkan pada kisah nyata seorang petinju Jepang dengan kaki palsu yang bercita-cita menjadi petinju profesional.
Dilansir dari UPI, film tersebut menceritakan tentang petinju Nao Tsuyama, diperankan oleh aktor Jepang Shogen (Street Fighter: Assassin's Fist, Death Note) kakinya diamputasi sebagian akibat kecelakaan masa kecil, tapi ia berhasil menjadi petarung yang ulung.
Advertisement
Ia menjalani pertarungan yang tidak bisa ia menangkan, yaitu saat komisi tinju Jepang menolak untuk memberinya lisensi karena menyandang disabilitas.
Nao tidak menyerah, ia pindah ke Filipina untuk melanjutkan pelatihan dan mengejar lisensi di sana. Di sana, ia berlabuh di General Santos, alias GenSan, kota pelabuhan bobrok yang terkenal dengan sasana tinju dan pahlawan kota kelahirannya, juara legendaris Manny Pacquiao.
Terinspirasi dengan Naozumi
Bagi model-aktor Shogen, perannya dalam film Gensan Punch membuatnya terinspirasi, terutama setelah bertemu dengan inspirasi kehidupan nyata dalam film ini, petinju Naozumi Tsuchiyama, di Tokyo.
"Saya sangat terinspirasi dengan apa yang [Tsuchiyama] lakukan, bagaimana ia tidak pernah menyerah. Ia sangat pemalu untuk berbicara tentang dirinya sendiri, tetapi secara bertahap kami menjadi lebih dekat, dan suatu hari saya bertanya apakah saya bisa membawa ceritanya ke film," kata Shogen di festival Busan, dikutip dari UPI.
Menurut Shogen, ia dan Naozumi mulai merasa terhubung setelah mengetahui bahwa keduanya memiliki pengalaman yang sama, salah satunya dibesarkan oleh ibu tunggal. Aktor tersebut juga memiliki masalah sendiri dengan budaya hiburan konservatif Jepang, yang diberitahu bahwa ia tidak tampak seperti orang Jepang untuk membawa film ini.
"Seorang produser mengatakan kepada saya, 'Tidak ada peran untuk Anda di Jepang,'" kata Shogen, yang kemudian justru itu menuntunnya untuk beralih ke luar negeri untuk mencari peluang sehingga bisa memainkan peran utama di film ini.
Advertisement
Tidak dikoreografi
Adapun film ini sebagian besar diambil saat di dalam ring, yang setiap pertandingannya memiliki realisme, berbeda dari kebanyakan film aksi yang telah dikoreografikan.
"Perkelahian itu tidak dikoreografikan. Kadang-kadang menakutkan karena lawan saya adalah petinju sungguhan. Biasanya, Anda tidak saling memukul dalam film, tetapi Brillante berkata: 'Pukul sungguhan, jangan terlalu kuat, tapi benar-benar memukul'," kata Shogen, yang berlatih selama beberapa bulan sebelum syuting.
Film Gensan Punch dimulai sebagai pelajaran bagi Mendoza, tetapi mempertahankan unsur-unsur gaya dokumenter, hingga akhirnya mendapat pengakuan internasional. Kemunculan film tersebut di Busan membawa cerita kepada lingkaran penonton yang lebih luas.
"Saya pikir itu dimaksudkan untuk terjadi, membawa film ini ke Busan untuk premier dunianya," kata Shogen.
Gensan Punch bersaing di antara enam film Asia lainnya untuk memperebutkan hadiah Kim Jiseok di Busan. Kemudian akan ditampilkan juga pada Festival Film Internassional Tokyo bulan depan sebelum nantinya ditayangkan juga di HBO Asia, yang dapat distreaming di platform jaringan HBO Go pada tahun 2022.
Dua pemenang Penghargaan Kim Jiseok akan diumumkan pada upacara penutupan Festival Film Internasional Busan ke-26 pada hari Jumat.
Infografis Jangan Jenuh 6M Meski Sudah Vaksinasi
Advertisement