Liputan6.com, Jakarta Peneliti Rusia mengeluarkan pernyataan terkait sub varian Delta COVID-19 terbaru Ay.4.2 yang mendorong peningkatan kasus baru dan kematian di negara tersebut.
Kantor Berita Rusia (TASS) mengutip Kepala Kelompok Diagnostik Ilmiah Administrasi Rusia, Kamil Hafizov, yang mengatakan bahwa varian baru AY.4.2 lebih menular 10 persen lebih tinggi daripada virus asli. Dengan begitu, ia menyerukan warga Rusia untuk mewaspadai sub varian virus tersebut.
"Vaksin Rusia (Sputnik) efektif melawan varian baru virus tersebut. Data ini praktis mendorong otoritas Rusia untuk memberi pembatasan aktivitas bagi warga Rusia selama satu minggu, yang dapat diperpanjang dari 30 Oktober hingga 7 November, dengan tujuan membatasi penyebaran epidemi virus corona," tulis laporan TASS, mengutip Saudigazette, Jumat (22/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Pembatasan aktivitas
Sub-varian AY.4.2 juga menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 di Inggris dan telah menyumbang sekitar 6% dari semua kasus sejak 27 September.
Sementara itu, pihak berwenang di Moskow pada hari Kamis mengumumkan rencana untuk menutup restoran, toko, dan melakukan pembatasan aktivitas.
Gugus tugas virus corona pemerintah setempat melaporkan 36.339 infeksi baru yang dikonfirmasi dan 1.036 kematian dalam 24 jam terakhir yang menjadikan jumlah kematian Rusia menjadi 227.389--sejauh ini tertinggi di Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu juga menanggapi meningkatnya penularan dan kematian dengan mengimbau warga Rusia untuk tidak bekerja di kantor sejak 30 Oktober dan diperpanjang hingga minggu berikutnya, dan Walikota Moskow Sergei Sobyanin menindaklanjuti hal tersebut dengan memperkenalkan banyak pembatasan di ibu kota. .
Selain restoran, sejumlah pusat kebugaran, bioskop dan tempat hiburan lainnya di ibukota Rusia akan ditutup dari 28 Oktober hingga 7 November. Begitu pun dengan sekolah serta taman kanak-kanak juga akan ditutup.
Advertisement