Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat meningkatkan kemungkinan terjadi bencana hidrometeorologi.
Ia mengatakan, La Nina lemah yang terdeteksi pada Oktober 2021 diprakirakan menguat pada November dan Desember dan menjadi La Nina moderat pada akhir tahun 2021 hingga Februari 2022.
Advertisement
Dwikorita mengatakan bahwa sebagaimana yang terjadi pada akhir tahun lalu, fenomena La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang bisa memicu terjadinya bencana hidrometerologi di wilayah Indonesia.
"Ini tentunya dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," kata Dwikorita di Jakarta, seperti dikutip Antara, Sabtu (23/10/2021).
"Hal tersebut perlu disikapi dengan tepat oleh segenap masyarakat, terlebih para petani, sehingga kondisi hujan yang berlebih tidak menimbulkan kerugian bagi pertanian," ia menambahkan.
Dalam kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik di D.I. Yogyakarta pada Kamis (21/10/2021), Dwikorita juga menjelaskan bahwa SLI ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan para petani mengenai pola cuaca dan iklim, yang bermanfaat dalam penyusunan strategi tanam guna menghasilkan panen yang maksimal.
Pemanfaatan Informasi Iklim
Menurut Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan, SLI mendorong pemanfaatan informasi iklim untuk penyusunan pola tanam, pengaturan tata kelola air, serta mitigasi bencana akibat gangguan cuaca.
Advertisement