Liputan6.com, Jakarta Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebut bahwa Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak menunjukkan prestasinya ke masyarakat saat menjabat selama 10 tahun.
Hal ini disampaikan Herzaky menjawab sindiran PDIP yang menyebut bahwa pemerintahan 10 tahun lalu hanya sering melakukan rapat tanpa mengambil keputusan.
Advertisement
"Memang pemerintahan SBY dulu, tidak merasa perlu koar-koar punya prestasi ini itu. Karena masyarakat sendiri yang merasakan langsung," kata Herzaky dikutip dari siaran persnya, Sabtu (23/10/2021).
Dia lalu mencontohkan sejumlah hal yang dilakukan SBY selama 10 tahun memimpin Indonesia. Salah satunya, penanganan tsunami Aceh yang diapresiasi bukan saja oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga dunia internasional.
"(Penanganan tsunami Aceh) Dianggap sebagai penanganan terbaik untuk bencana, dan dijadikan kajian di berbagai negara sebagai best practices," jelasnya.
Tak hanya itu, Herzaky menyampaikan pemerintahan SBY juga berhasil mengangkat 1,1 juta guru honorer menjadi PNS. Menurut dia, pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi seharusnya bisa melanjutkan kebijakan yang lebih baik serta bermanfaat untuk masyarakat.
"Kalau untuk era sekarang, seharusnya bisa lebih baik, bukan malah mundur jauh ke belakang," ucap Herzaky.
Dia pun meminta pemerintahan Jokowi untuk fokus bekerja dan membenahi berbagai kebijakan yang kurang dirasakan masyarakat. Sebab, rakyat masih banyak yang susah, menjadi pengangguran, dan kemiskinan meningkat drastis dimana-mana.
"Mari bergandengan tangan, satukan kekuatan dari semua elemen, agar bangsa ini bisa segera bangkit, dari keterpurukan akibat pandemi dan krisis kesehatan," tutur Herzaky.
Rapat Tanpa Putusan
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Presiden Joko Widodo memiliki perbedaan dengan pemimpin lain. Jokowi sosok yang turun ke bawah dan mengambil keputusan saat rapat-rapat terbatas. Berbeda dengan pemimpin sebelumnya yang ia sebut hanya sering melakukan rapat tetapi tidak mengambil keputusan.
"Pak Jokowi punya kelebihan dibanding pemimpin yang lain. Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, yang terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas. Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan," ujar Hasto dalam keterangannya, Kamis (21/10/2021).
Hasto menuturkan, Jokowi setiap mengadakan rapat mengambil keputusan yang dijabarkan dalam perspektif koordinasi antara pusat dan daerah. Seperti ketika Jokowi bersama para menterinya, Menteri Luar Negeri, Menteri BUMN, Menteri Kesehatan, sebagai satu kesatuan tim kesatuan tim negosiator sehingga akhirnya kita bisa mendapatkan vaksin.
"Dan kemudian tidak hanya itu, bahkan di dalam kerja sama didorong kemampuan nasional untuk mampu memproduksi vaksin," ucap Hasto.
Advertisement