Liputan6.com, Jakarta- Mantan crew Medical and Doping Control Indonesia Asian Games Organizing Committe (INASGOC) menyangkal pernyataan mantan Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI), Zaini Khadafi Saragih yang mengaku lembaganya ikut terlibat dalam mensukseskan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. INASGOC memastikan LADI tak terlibat di Asian Games 2018.
Keberatan itu disampaikan Wakil Direktur Medical dan Doping Control INASGOC, dr Wiweka MARS. "Kami atas nama mantan crew Medical and Doping Control Inasgoc merasa keberatan atas pernyataan mantan Ketua LADI tersebut," kata Wiweka pada Jumat (22/10/2021) malam.
Advertisement
Menurut Wiweka, LADI pimpinan Zaini Khadafi Saragih tidak pernah dilibatkan dalam persiapan maupun pelaksanaan Asian Games 2018. Dalam persiapan dan pelaksanaan Asian Games 2018 itu, crew Medical and Doping Control INASGOC di bawah pengawasan ketua INASGOC, Erick Thohir dan Deputy Games Operation serta supervisi dari Medical and doping control OCA yang bekerja mati-matian untuk menyiapkan DCS (Doping Control Station) serta pelaksanaan Doping Control.
Saat Asian Games 2018 berlangsung INASGOC lebih memilih bekerjasama dengan Professional Worldwide Control (PWC) untuk mengurus pelaksana doping control. PWC sendiri merupakan lembaga doping control swasta berkedudukan di Jerman
"Tidak ada keterlibatan LADI sama sekali di Asian Games 2018. Karena, saya dan team Medical and Doping Control Inasgoc yang merencanakan dan mengendalikan Medical and Doping Control pada saat Asian Games 2018 di bawah pengawasan Pimpinan INASGOC dan supervisi dari Medical and Doping Control Dewan Olimpiade Asia (OCA)," tegasnya.
Bukan hanya tidak terlibat di Asian Games 2018, LADI juga tidak masuk dalam kepanitian INASGOC. Sebab, INASGOC tidak bisa mengakomodir pemintaan Zaini Khadafi Saragih yang menginginkan seluruh personil LADI diakomodir.
"Permintaan Zaini ditolak karena INASGOC tidak mau terjadi penumpukan personil. Saat itu, INASGOC hanya menggunakan personil dalam jumlah kecil karena ingin efisien dalam penggunaan anggaran. Makanya, INASGOC menolak permintaan memasukkan semua personil LADI yang diinginkannya," jelasnya.
Hanya Tes Event
Menurut Wiweka, INASGOC pernah melibatkan LADI. Namun, itu hanya saat test event Asian Games 2018 saja. Saat itu hasilnya kurang memuaskan.
"INASGOC tidak menggunakan LADI karena memang tidak profesional. Makanya, INASGOC mengambil keputusan melakukan kerjasama dengan PWC atas pertimbangan agar pelaksanaan Asian Games 2018 sukses. Apalagi, PWC itu mendapatkan rekomendasi OCA dan Komite Olimpiade Internasional (IOC)," katanya.
Yang lebih mengejutkan lagi, Wiweka secara tegas menyebut sangat tidak benar klaim Zaini jika Asian Games 2018 bisa terselenggara karena peran LADI dalam melobi WADA agar banned Indonesia dicabut.
"LADI mendapat sanksi WADA saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016 karena memeriksakan sampel doping ke Labkesda (Laboratorium Kesehatan Daerah) yang tidak terakreditasi oleh WADA," katanya.
Advertisement
Impor dari Jerman
Mantan Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintohardjo Jakarta ini juga menceritakan mengenai botol sample urine yang digunakan saat Asian Games 2018 sempat mendapat tawaran dari distributur yang biasa digunakan LADI. Tetapi, penawaran itu ditolak dan INASGOC memutuskan langsung impor dari Jerman.
"Waktu itu, INASGOC sempat ditawarkan distributor yang biasa digunakan LADI dengan harga sebesar Rp2,5 juta per botol sample urine. Dan, kita memutuskan impor langsung dari Jerman dengan harga jauh lebih murah yakni Rp250 ribu per botol sample urine," katanya.
Komentar Sekjen
Keputusan INASGOC untuk bekerjasama dengan PWC itu juga dibenarkan Sekjen INASGOC, Eris Herriyanto. Begitu juga dengan tidak adanya keterlibatan LADI dalam pemeriksaan doping di Asian Games 2018.
"Ya, memang LADI tidak dilibatkan. Keputusan INASGOC bekerjasama dengan PWC untuk memastikan tidak ada masalah tentang masalah pemeriksaan doping di Asian Games 2018. Dan, saya juga sempat berkunjung ke laboratorium anti doping di Doha Qatar untuk memastikan bisa menampung 1.100 sample urine yang diambil dari Asian Games 2018," ujarnya.
Advertisement