Apakah Jadwal Sibuk Ratu Elizabeth II Membahayakan Kesehatannya?

Setelah terlihat berjalan dengan tongkat pekan lalu, Ratu Elizabeth II diminta beristirahat pada minggu ini.

oleh Asnida Riani diperbarui 23 Okt 2021, 20:00 WIB
Ratu Elizabeth II saat di Royal Ascot. (Daniel LEAL-OLIVAS / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Ratu Elizabeth II telah "dengan enggan menerima saran medis untuk beristirahat," menurut sebuah pernyataan yang dirilis Istana Buckingham. Diyakini bahwa Ratu tidak sakit, melainkan hanya perlu bersantai selama beberapa hari.

Tapi, pada usia 95 tahun, apakah jadwal penguasa monarki terlalu padat? Melansir Hello, Sabtu (23/10/2021), perintah untuk beristirahat datang enam bulan setelah Pangeran Philip meninggal dunia. Sebelumnya, selepas dari "masa duka," Yang Mulia segera kembali ke berbagai agenda resmi.

Dalam beberapa minggu, Ratu telah tampil di depan umum untuk Pembukaan Parlemen Negara dan telah sibuk sejak itu. Dua minggu terakhir, ia menghadiri kebaktian di Westminster Abbey, membuka sesi Welsh Senedd di Cardiff, berkunjung ke Ascot, dan jadi tuan rumah resepsi malam KTT investasi global utama di Windsor.

Minggu lalu, ibunda Pangeran Charles ini terlihat menggunakan tongkat jalan untuk apa yang diyakini sebagai pertama kalinya pada layanan menandai seratus tahun Royal British Legion.

Tidak berhenti di situ, dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, Ratu akan melakukan perjalanan ke Glasgow untuk konferensi perubahan iklim Cop26. Ia juga dijadwalkan menghadiri Remembrance Sunday di Cenotaph dan merekam siaran Hari Natalnya di antara acara lain.

Ia juga memiliki banyak "tekanan emosional untuk dikelola." Di antaranya adalah kematian suaminya April lalu, serta wawancara mengejutkan Pangeran Harry dan Meghan Markle dengan Oprah Winfrey. Ditambah lagi pandemi virus corona yang sedang berlangsung, yang mana kenaikan kasus kembali terjadi di Inggris.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Usia Bukan Faktor Tunggal

Ratu Inggris Elizabeth II menghadiri acara jelangThanksgiving untuk menandai 100 tahun Royal British Legion di Westminster Abbey, di London, Selasa, 12 Oktober 2021. (Arthur Edwards/Pool Photo melalui AP)

Berkaca pada fakta-fakta tersebut, NHS GP Dr Isabella Kent menegaskan bahwa "usia seharusnya tidak jadi satu-satunya faktor yang menentukan jadwal dan kegiatan seseorang." "Sebaliknya, kita harus memikirkan betapa lemahnya orang yang lebih tua (terkait jumlah ketahanan dan cadangan fisik/mental yang mereka miliki untuk menahan tekanan eksternal)," kata Isabella.

"Seseorang mungkin lebih tua dalam usia, tapi tidak lemah dan karena itu sangat mampu melakukan aktivitas yang dilakukannya saat lebih muda," imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa jika "seseorang secara umum bugar dan sehat, tidak ada alasan mereka tidak melanjutkan aktivitas fisik secara teratur." Jadi, jika Ratu merasa dalam kondisi baik, seharusnya tidak ada alasan ia tidak boleh melanjutkan rangkaian agendanya.

Namun, ada alasan bagi Ratu untuk lebih memperhatikan kesehatannya daripada orang-orang berusia lebih muda. "Mencegah timbulnya penyakit jangka panjang sangat penting," ujarnya.

Isabella menjelaskan, "Orang dewasa yang lebih tua dalam kelompok usia ini sangat rentan terhadap kondisi seperti penyakit jantung dan tulang. Meski sibuk, Ratu harus mengawasi secara teratur hal-hal seperti tekanan darahnya, karena jika tinggi, ini dapat menyebabkan masalah jantung."


Pentingnya Interaksi Sosial

Ratu Inggris Elizabeth II saat menghadiri peresmian jembatan Queensferry, Skotlandia, Minggu (4/9). Pembangunan jembatan ini telah menghabiskan lebih dari 22,6 Triliun rupiah. (Andrew Milligan/PA via AP)

Isabella menambahkan bahwa "interaksi sosial sangat penting" bagi Ratu, karena "kita tahu bahwa dalam kelompok usia ini, aktivitas tersebut dapat melindungi dari masalah ingatan." Mengingat Yang Mulia hampir selalu dikelilingi keluarga, teman, dan staf, ini dianggap menguntungkan kesehatannya.

"Ratu memiliki banyak dukungan di sekelilingnya, baik dalam hal keluarga dan asisten. Sayangnya, banyak orang tua hidup dalam isolasi total, jauh dari anggota keluarga atau teman, dan dengan sedikit atau tanpa dukungan tambahan di rumah. Ini dapat berdampak besar pada kesehatan fisik dan mental mereka," paparnya.

Isabella menambahkan, "Kehilangan pasangan dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi. Kita tahu bahwa dalam kelompok usia ini, kesepian dan isolasi sosial sebenarnya dapat mempercepat timbulnya masalah ingatan dan memperburuk penurunan kognitif."

"Tidak diragukan bahwa Ratu memiliki banyak hal yang harus dihadapi selama setahun terakhir dan telah melakukannya dengan sangat baik untuk mempertahankan kehadirannya di acara kerajaan, serta ketenangan di mata publik," Isabella menyimpulkan. "Ini adalah tugas yang sulit bagi seseorang pada usia berapa pun."


Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya