Liputan6.com, Jakarta Penyandang autisme identik dengan perilaku tidak biasa atau dianggap aneh oleh kebanyakan orang. Namun, perilaku tidak biasa tak selamanya mengindikasikan bahwa seseorang menyandang autisme.
Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, autisme merupakan bagian dari gangguan perkembangan anak.
“Autisme atau gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorder/ASD) adalah gangguan perkembangan fungsi otak yang mencakup berbagai bidang, mulai sosial, emosional, dan komunikasi,” kata Sepriani mengutip Klikdokter, Minggu (24/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Gangguan-gangguan tersebut terkadang mirip dengan gangguan lainnya terkait kesehatan mental yang tak selalu berkaitan dengan autisme.
Beberapa gangguan yang gejalanya selalu dikaitkan dengan autisme adalah Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), skizofrenia, bipolar, dan kegelisahan.
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD atau gangguan stres pasca-trauma dapat melibatkan perilaku yang menyerupai beberapa gejala autisme. Di antaranya mimpi buruk, ledakan emosi, dan merasa terasingkan.
Namun, menurut American Psychological Association (APA), ini berbeda dengan autisme. PTSD biasanya merupakan hasil dari insiden traumatis, seperti bencana alam, perang, atau kejadian yang mengancam kehidupan.
Tak hanya itu, PTSD juga bisa dialami oleh seseorang yang menyaksikan suatu kejadian mengerikan dialami oleh orang terdekatnya.
Advertisement
Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan yang memengaruhi cara berpikir dan perilaku penyandangnya. Sebagian besar orang dengan skizofrenia mengalami waham dan/atau halusinasi.
Ini mirip dengan autisme karena kedua kondisi tersebut melibatkan masalah pemrosesan kognitif dan sensorik. Selain itu, kedua hal tersebut dapat menyebabkan penarikan sosial dan kurangnya sensitivitas emosional.
Namun, skizofrenia lebih mungkin didiagnosis pada usia dewasa. Di sisi lain, autisme tidak mengalami delusi dan halusinasi.
Bipolar
Menurut dr. Rio Aditya dari KlikDokter, gangguan bipolar adalah salah satu jenis gangguan kejiwaan yang ditandai dengan perubahan atau gangguan suasana hati yang ekstrem. Termasuk perubahan pada energi dan fungsi dari seseorang.
Orang-orang dengan gangguan bipolar menderita keadaan emosi yang ekstrem dan intens yang disebut episode suasana hati. Suasana hati ini bisa bersifat lesu atau depresi.
Selama episode depresi, seseorang dengan gangguan bipolar akan menarik diri secara sosial, mudah terganggu, dan bertindak tidak terduga. Itu semua adalah ciri khas dari autisme. Perbedaannya, pada orang bipolar episode depresi datang dan pergi dan dapat diobati melalui kombinasi terapi bicara dan pengobatan.
Advertisement
Kegelisahan
Menurut APA, gangguan kegelisahan melibatkan kekhawatiran berlebihan yang mengganggu kegiatan sehari-hari.
Kekhawatiran dan ketegangan yang berkelanjutan ini dapat disertai dengan gejala fisik. Misalnya, gelisah, rasa cemas atau mudah lelah, sulit berkonsentrasi, ketegangan otot, dan gangguan tidur.
Bedanya dengan autisme, gangguan kegelisahan adalah hal yang sangat umum terjadi pada seseorang. Selain itu, tak seperti autisme, gangguan kegelisahan lebih cenderung terjadi pada wanita daripada pria.
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement