Liputan6.com, Jakarta - Sejak menikah dengan Pangeran Harry dan bergabung dengan keluarga Kerajaan Inggris pada 2018, Meghan Markle langsung menjadi pusat perhatian. Kehidupan pribadi dan pekerjaan amalnya sering dibicarakan, begitu juga dengan gaya berpakaiannya yang mahal.
Ada yang memuji dan tak sedikit juga yang mencibir. Banyak juga yang membanding-bandingkannya dengan gaya pakaian Kate Middleton. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pakaian mahal Meghan justru membuatnya menjadi bahan ejekan daripada kekaguman.
Baca Juga
Advertisement
Setiap kali Meghan difoto, pakaiannya diulas dan informasi tentang pakaiannya dipublikasikan secara online. Banyak orang yang menghitung harga barang-barang fesyennya dan hasilnya dianggap tidak melukiskan potret seorang bangsawan yang bergaya hidup hemat.
Di tahun pertamanya sebagai anggota Kerajaan Inggris, Meghan dilaporkan menghabiskan 300 ribu dolar sampai 500 ribu dolar AS atau sekitar Rp4,2 milar hingga Rp7 miliar untuk satu busana saja. Setelah meninggalkan keluarga Kerajaan Inggris pada 2020 lalu, gaya berpakaiannya tetap selangit.
Saat perjalanan ke New York baru-baru ini, Meghan menjadi bahan berita karena pakaiannya yang mahal. Penyebabnya, wanita 40 tahun ini mengenakan pakaian senilai lebih dari 7 ribu dolar AS atau Rp99 juta saat mengunjungi sekolah kurang mampu di Harlem.
Menurut Daily Mail, Meghan mengenakan fashion item senilai hampir 40 ribu dolar AS atau Rp567 juta saat menghadiri festival Global Citizen Live untuk mempromosikan kesetaraan vaksin. Masih di New York, saat mengunjungi monumen Serangan 11 September pada 23 September lalu, Meghan memadukan baju turtleneck miliknya dengan celana panjang dan coat hitam.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hanya 34 Persen yang Senang
Seketika gaya Meghan Markle menjadi perbincangan di media sosial. Ia dicibir salah kostum karena pada saat itu suhu di New York cukup hangat, yakni sekitar 27,2 derajat Celsius.
"Ini hari yang panas dan lembap di New York, dan dia mengenakan turtleneck dan mantel?" komentar seorang warganet. Menurut Express, sebuah survei yang dilakukan merek pakaian Pretty Little Thing menemukan bahwa dari 25 ribu reaksi online terhadap busana Meghan di New York, hanya 34 persen yang mengaku senang.
"Respons online terbesar adalah 'tertawa' yakni sebesar 51 persen, sementara yang 'marah' 12 persen, 'wow' ada dua persen, dan satu persen berekasi 'sedih," kata outlet tersebut.
Pada Februari 2019 lalu, Meghan juga pernah disorot karena memakai baju lengan pendek saat New York dilanda hujan salju. Pada saat itu Meghan tengah hamil tujuh bulan dan terlihat meninggalkan Hotel Mark tempat dirinya mengadakan acara baby shower. Pilihan pakaiannya kala itu pun dinilai kurang masuk akal.
Advertisement
Ikon Mode
Meski kerap dicibir, pengaruh Meghan sebagai ikon mode kian tak terbantahkan. Hal tersebut terbukti tas Dior seharga 4.900 dolar AS atau setara Rp69 juta yang ditentengnya telah ludes terjual secara online.
Dilansir dari Independent, tas Dior tersebut tampak dikenakan ibu dua anak tersebut saat acara promosi vaksin di New York. Meghan terlihat tampil dalam balutan gaun Valentino berwarna putih. Ia meninggalkan acara sembari membawa tas Lady D-Lite hitam dari rumah mode mewah, Dior.
Dior Lady D-Lite Bag adalah "sister bag" dari tas tangan Lady Dior. Sebutan tas ini diambil dari nama mendiang Putri Diana, menurut rumah mode Prancis tersebut.
Seperti yang dicatat oleh ahli kerajaan Omid Scobie, pada Kamis, Medium Lady D-Lite Bag telah terjual habis di situs web Dior. "(Penjualan) sangat cepat! Dalam beberapa jam setelah diunggah, (tas) @Dior terjual habis di seluruh dunia," cuit Scobie.
Selain tas versi hitam yang dipegang Meghan, tas merek Lady D-Lite juga terjual habis dalam versi abu-abu dan krem. Tas hitam ini sepenuhnya disulam dan menampilkan pesona Dior dan tali bahu bersulam yang dapat dilepas.
Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Advertisement