Mengenal Daisugi, Tradisi Unik Menanam Pohon di atas Pohon di Jepang

Teknik menanam pohon di Jepang ini bisa jadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah penebangan hutan, serta alternatif untuk pelestarian alam.

oleh Henry diperbarui 25 Okt 2021, 03:02 WIB
Mengenal Tradisi Menanam Pohon di atas Pohon di Jepang. (dok.Instagram @yokaisoho/https://www.instagram.com/p/BbVlKlnD688/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak hal menarik tentang Jepang yang seakan tidak pernah ada habisnya. Tak melulu soal kemajuan teknologi mreka yang banyak dibicarakan. Jepang juga punya beragam tradisi unik yang sudah berlangsung lama tapi masih berlangsung sampai sekarang.

Sebagai negara yang sumber daya alamnya terbatas, Jepang termasuk negara yang paling kreatif. Sejak berabad-abad lalu, warga negeri sakura telah mengembangkan berbagai teknik bertahan hidup secara efisien.

Seperti halnya salah satu tradisi unik menanam pohon ala Jepang ini. Bukan bonsai tapi daisugi, teknik menanam pohon yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Dilansir Open Culture, Minggu, 24 Oktober 2021, daisugi merupakan teknik menanam pohon yang berasal dari daerah Kitayama, Kyoto. Tujuan awal dari teknik menanam pohon ini adalah untuk memaksimalkan produksi kayu yang bisa dihasilkan dari satu pohon dengan menanam pohon di atas pohon.

Teknik ini digunakan untuk mempercepat siklus panen, sekaligus menghemat lahan. Pohon yang biasanya dijadikan sebagai objek teknik ini adalah pohon cedar atau aras.

Ditilik dari sejarahnya, teknik menanam pohon seperti ini sangat istimewa. Bukan karena tekniknya yang kuno, tetapi juga sangat langka.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


600 Tahun Lalu

Mengenal Tradisi Menanam Pohon di atas Pohon di Jepang. (dok.Instagram @kuantummanyetizma/https://www.instagram.com/p/CK9SYqPjD7F/?utm_source=ig_embed&ig_rid=7cd386eb-e969-4709-825b-a69f39a7a33e/Henry)

Daisugi menghasilkan kayu lurus khusus yang tidak bisa diberikan oleh teknik lain. Teknik ini diperkirakan sudah ada sejak era Samurai yaitu sekitar abad ke-14 atau 600 tahun yang lalu.

Daisugi sendiri berasal dari kata 'dai' yang artinya 'meja'. Secara harfiah, daisugi berarti 'pohon cedar', karena teknik bonsai kuno ini membuat kita harus menanam pohon seperti meletakkan sesuatu di atas meja.  Sementara pohon cedar itulah yang menjadi sebuah meja.

Pada teknik daisugi, pohon cedar dipangkas secara besar-besaran dengan cara yang khusus, sehingga membentuk bonsai raksasa yang menghasilkan tunas cabang cedar lurus yang tumbuh ke atas.Dengan teknik daisugi, kita bisa mendapatkan kayu yang cukup tanpa perlu menebang banyak pohon.


Menyiasati Keterbatasan Lahan

Orang-orang yang memakai masker untuk membantu mengekang penyebaran virus corona berfoto sambil berjalan di sepanjang jalan setapak saat pepohonan mulai berubah warna dedaunan musim gugur di Nagano, barat laut Tokyo, Jepang, Senin (26/10/2020). (AP Photo/Kiichiro Sato)

Karena kita bisa terus menerus memanen kayu dari cabang bonsai raksasa tersebut.Selain itu, metode ini juga memungkinkan untuk mendapatkan kayu yang cukup untuk membangun rumah para samurai yang merupakan golongan bangsawan pada saat itu.

Hal inilah yang menjadikannya daisugi sangat unik, dan membuatnya menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah penebangan hutan, serta alternatif untuk pelestarian alam. Teknik ini juga bisa digunakan untuk menyiasati keterbatasan lahan.

Sekarang, teknik ini memang sudah mulai tersisihkan oleh metode penanaman lain yang jauh lebih modern dan efisien. Namun teknik daisugi masih kerap digunakan untuk tanaman tradisional Jepang.


Jepang Peringatkan Potensi Teror di Asia Tenggara

Infografis Jepang Peringatkan Potensi Teror di Asia Tenggara. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya