Liputan6.com, Banjarnegara - Sebanyak delapan orang nyaris kehilangan nyawa akibat longsor susulan di Dusun Ngembel, Desa Bing, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Rinciannya enam orang luka ringan dan dua orang luka sedang.
Bersama warga lainnya, mereka tengah bekerja bakti membersihkan area longsor yang sebelumnya telah terjadidi tebing tersebut.
Tanpa diduga, longsor susulan terjadi. Longsor susulan ini juga merusak dua rumah, dengan rincian satu rumah rusak sedang, lainnya rusak ringan.
“Kejadian terkini adalah longsor susulan di Dusun Ngembel, Desa Biting Kecamatan Pejawaran yang menimpa warga sedang melakukan kerja bakti membersihkan material longsor sebelumnya,” kata Plh. Bupati Banjarnegara, Syamsudin, di lokasi, Sabtu (23/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Syamsudin mengunjungi area tanah longsor di Desa Bitingan, Kecamatan Pejawaran untuk menyemangati dan memberi dukungan untuk masyarakat. Dalam kesempatan itu, dia juga menyalurkan bantuan untuk korban longsor.
Syamsudin juga mengajak warga di sekitar lokasi tanah longsor untuk berdoa bersama memohon perlindungan kepada Allah agar warga terdampak bencana bisa kuat dalam menghadapi ujian serta untuk keselamatan masyarakat Banjarnegara agar terhindar dari berbagai bencana dan mara bahaya.
“Info dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPPBD Banjarnegara, sejak hari Kamis, 21 Oktober 2021 sudah terjadi 12 titik longsor di wilayah Kabupaten Banjarnegara,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
6 Kecamatan Kewaspadaan Tinggi Longsor
Syamsudin mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya tanah longsor. Intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini perlu diperhatikan, khususnya bagi masyarakat Banjarnegara yang tinggal di daerah pegunungan atau di sekitaran tebing.
"Bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor untuk waspada, karena curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini bisa memicu terjadinya bencana tanah longsor," ujarnya.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah fokus pada upaya kesiapsiagaan bencana longsor di enam kecamatan pada awal musim hujan kali ini.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andri Sulistiyo mengatakan keenam kecamatan tersebut lebih diperhatikan karena risiko longsornya yang tinggi. Selain karena kontur tanahnya yang miring dan berisiko longsor, curah hujan tinggi akibat pengaruh La Nina dikhawatirkan memicu longsor di wilayah tersebut.
"Satu Kecamatan Susukan, kedua Kecamatan Punggelan, tiga Kecamatan Pandanarum, empat Kecamatan Wanayasa, lima Kecamatan Pagentan, dan enam Kecamatan Banjarmangu. Ada enam kecamatan yang menjadi prioriotas perhatian yang kesiapsiagaannya lebih dari wilayah lainnya," kata Andri.
Karenanya, dia meminta masyarakat di wilayah rawan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan saat hujan lebat. Warga diimbau untuk mengecek secara berkala kondisi tebing di dekat permukiman.
Jika ada tanda-tanda longsor, seperti muncul rekahan tanah, segera ditutup agar air tidak masuk dan bisa memicu longsor. Warga juga diminta segera mengungsi sementara jika hujan turun dengan lebat dalam waktu cukup lama.
Andri mengemukakan, pada awal musim hujan ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini hujan lebat atau hujan ekstrem di sebagian wilayah Banjarnegara. Hingga akhir tahun diperkirakan curah hujan wilayah selatan lebih tinggi dibanding sisi utara. Namun, pada awal tahun, curah hujan diprediksi lebih tinggi di kawasan Banjarnegara utara.
"Ya kontur dan laporan BMKG itu kan, saat ini spot-spot musim hujan (ekstrem) itu kan di selatan Banjarnegara,” dia mengungkapkan.
Advertisement