Liputan6.com, Jakarta PT Pegadaian (Persero) melayani penjualan dan pembelian beberapa jenis emas. Sebagian besar harga emas yang dijual Pegadaian pada Senin ini tercatat naik.
Selama ini, Pegadaian dikenal menawarkan layanan gadai. Namun, BUMN gadai ini juga ikut menjual jasa jual beli emas.
Advertisement
Harga emas Pegadaian mengikuti gerak pasar setiap harinya. Terdapat 4 jenis emas yang dijual yaitu emas Antam dan emas Retro. Selain itu, juga terdapat emas Batik dan emas UBS.
Setiap harinya harga emas Pegadaian bisa dipantau melalui website resminya, di www.pegadaian.co.id.
Pada hari ini, sebagian besar harga produk emas yang dijual di Pegadaian terpantau turun, tetapi memang ada beberapa yang tak berubah.
Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas Pegadaian pada 25 Oktober 2021:
Harga Emas Antam
0,5 gram = -
1 gram = -
2 gram = Rp 1.867.000
3 gram = Rp 2.774.000
5 gram = Rp 4.587.000
10 gram = Rp 9.117.000
25 gram = Rp 22.661.000
50 gram = Rp 45.239.000
100 gram = Rp 90.396.000
250 gram = Rp 225.713.000
500 gram = Rp 451.207.000
1000 gram = Rp 902.372.000
Harga Emas Retro
0,5 gram = Rp 488.000
1 gram = Rp 914.000
2 gram = Rp 1.810.000
3 gram = Rp 2.688.000
5 gram = Rp 4.466.000
10 gram = Rp 8.877.000
25 gram = Rp 22.066.000
50 gram = Rp 44.051.000
100 gram = Rp 88.022.000
Harga Emas Antam Batik
0,5 gram = Rp 607.000
1,0 gram = Rp 1.121.000
8,0 gram = Rp 8.462.000
Harga Emas UBS
0,5 gram = Rp 487.000
1 gram = Rp 913.000
2 gram = Rp 1.810.000
5 gram = Rp 4.472.000
10 gram = Rp 8.894.000
25 gram = Rp 22.191.000
50 gram = Rp 44.290.000
100 gram = Rp 88.543.000
250 gram = Rp 221.291.000
500 gram = Rp 442.060.000
1000 gram = Rp 883.164.000
Reporter: Caroline Saskia
Harga Emas Potensi Naik hingga USD 1.830 per Ounce
Ancaman inflasi yang meningkat jadi faktor paling berpengaruh untuk pasar emas. Sejumlah analis meramal, harga emas berpotensi bisa melesat hingga kisaran USD 1.830 per ounce.
Pada Jumat (22/10/2021) pekan lalu, harga emas didorong ke level tertinggi selama enam pekan. Itu karena meningkatnya tekanan inflasi yang telah mendorong tingkat impas (breakeven rate) dalam obligasi 5 tahun ke level tertinggi dalam satu dekade.
Inflasi merupakan masalah global yang terus berkembang saat ini. Data Kanada pada pekan lalu menunjukkan, harga konsumen naik ke level tertinggi dalam 13 tahun pada bulan lalu.
Sementara di Inggris, tekanan inflasi tetap tinggi dan di atas target Bank of England selama dua bulan berturut-turut.
Namun, emas kehilangan pengaruh kuatnya saat harga jualnya jatuh USD 30 dalam hitungan menit pasca Ketua The Federal Reserve Jerome Powell yang beritikad mengurangi ancaman inflasi.
Mengutip dari laman kitco.com, Senin (25/10/2021), Powell menegaskan pandangannya bahwa bank sentral AS berada di jalur yang tepat untuk mengurangi pembelian obligasi bulanan sebelum akhir 2021. Dia menambahkan, pembelian obligasi bulanan diharapkan akan berakhir pada pertengahan 2022.
Namun, tidak semua analis yakin bahwa Powell dan The Fed akan mampu mengatasi ekspektasi inflasi yang meningkat.
Daniel Pavilonis, broker komoditas senior di RJO Futures, mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil dapat menunjukkan ekspektasi inflasi menjadi tidak terkendali. Dengan aktivitas ekonomi yang mulai melambat, The Fed akan memiliki perangkat yang terbatas.
"Saya tidak berpikir The Federal Reserve memiliki kemampuan untuk membawa inflasi kembali terkendali. Kami melihat risiko stagflasi terus tumbuh dan itu akan baik untuk emas dan semua komoditas. Emas akan baik-baik saja, seperti investor melihatnya sebagai aset waktu," tuturnya.
Advertisement