Kaget Ada Kudeta Militer di Sudan, AS: Tak Sesuai Deklarasi Konstitusi

AS berkata perebutan kekuasaan yang dilakukan militer tak sesuai dengan konstitusi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 25 Okt 2021, 15:47 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). Biden mengatakan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan merupakan pilihan terbaik. (AP Photo/Evan Vucci)

Liputan6.com, Khartoum - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku kaget dengan terjadinya kudeta militer di Sudan. Militer Sudan dilaporkan telah menculik Perdana Menteri Abdalla Hamdok karena menolak mendukung kudeta

Biro Urusan Afrika di Kementerian Luar Negeri AS menyebut aksi perebutan kekuasaan ini melawan konstitusi Sudan. 

"AS sangatlah kaget pada laporan-laporan perebutan kekuasaan oleh militer terhadap pemerintahan transisi. Ini berlawanan dengan Deklarasi Konstitusi dan aspirasi demokratis dari rakyat Sudan dan ini amat tak bisa diterima," ujar Utusan Khusus AS Jeffrey Feltman melalui Twitter, Senin (25/10/2021).

Akun Twitter Biro Urusan Afrika tidak menyebut kata kudeta militer.

Turut ditegaskan pula bahwa adanya dampak ke pemerintahan transisi akan membawa pengaruh ke bantuan-bantuan dari AS.

"Seperti yang kami ucapkan berkali-kali, adanya perubahan apapun terhadap pemerintahan transisi secara paksa akan membawa risiko terhadap bantuan dari AS."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Akses Informasi Dijegal

Perdana Menteri Sudan Abdullah Hamdok. (AP)

Militer Sudan yang tak bisa membendung nafsu berkuasanya juga telah menangkapi orang-orang di bidang informasi. 

Melalui Facebook, kementerian informasi menyebut militer telah menerobos kantor-kantor radio dan televisi di Omdurman yang lokasinya tak jauh dari ibu kota Khartoum.

Sejumlah pegawai ditahan oleh militer.

Internet telah dimatikan di Sudan, namun masih ada gambar-gambar beredar di medsos dari masyarakat yang marah dan membakar ban-ban di jalanan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya