Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta semua pihak siaga mengantisipasi bencana alam. Sebab, puncak hujan pada November sampai Januari atau Februari 2022 bisa jadi menyebabnya bencana alam hidrometeorologi.
"Forkopimda di jajaran pemprov, kabupaten/kota, seluruh relawan Basarnas, semua harus bersinergi mitigasi untuk bisa mengantisipasi segala sesuatu secara komprehensif," ucapnya saat apel Kontijensi, Senin (25/10/2021), dikutip dari Antara.
Advertisement
Khofifahmenyatakan, setiap bencana alam berpotensi terhadap bertambahnya kemiskinan, bahkan bisa sampai di atas 50 persen.
"80 persen Jawa Timur ini berpotensi terjadi bencana alam. Bencana akibat hidrometeorologi ini bisa berakibat pada rusaknya infrastruktur, rumah, karena bisa juga berseiring dengan angin puting beliung, ada hujan ada angin puting beliung, ada longsor dan seterusnya," katanya.
Khofifah juga mengingatkan kepada setiap daerah yang pernah mendapatkan pelatihan siaga bencana sudah harus menyiapkan relawannya, karena secara scientific bisa diprediksi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apel Kontijensi
Sementara itu, pada apel kontijensi Gubernur, pejabat Forkopimda provinsi didampingi Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dan Kaskoarmada II Laksma TNI Rahmad Jayadi.
Apel diikuti 825 personel terdiri atas anggota TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan Provinsi Jatim.
Peralatan yang digunakan untuk penanganan bencana alam, antara lain kendaraan ambulans, truk evakuasi korban, kendaraan COVID-19 hunter, kendaraan videotron bidhumas, genset darurat, perahu karet, tenda darurat BPBD dan Dinas Sosial Provinsi Jatim, serta dapur umum lengkap.
Advertisement