Adam Lanza 'si Penembak Brutal' Diduga Alami Autisme dan Asperger

Tragedi penembakan di Connecticut berbuntut kalau penembaknya, Adam Lanza, menderita semacam cacat mental atau gangguan dalam dirinya. Berikut diagnosa yang mungkin dialami Adam Lanza

oleh Liputan6 diperbarui 17 Des 2012, 09:17 WIB
Setelah menembak ibunya Nancy Lanza di rumah, Adam Lanza (20 tahun) datang ke sekolah tempat ibunya mengajar di Sandy Hook Elementary School di Newtown, Connecticut. Adam masuk ke satu kelas dan memberondongkan peluru dengan 3 senapan yang menewaskan 26 orang yang terdiri dari anak-anak usia 6-7 tahun dan para gurunya.
 
Tragedi penembakan di Connecticut berbuntut kalau penembaknya, Adam Lanza (20 tahun), menderita semacam cacat mental atau gangguan dalam dirinya. Adam seseorang yang jenius, tertutup, dan pemalu. Ia juga tinggal di sebuah rumah yang penuh senjata.

Tetangga juga menggambarkan Adam sebagai pemuda penyendiri dan bermasalah. "Adam Lanza sudah menjadi anak yang aneh sejak kami berusia lima tahun," kata Tim Dalton, tetangga dan mantan teman sekelasnya, di Twitter.

Seorang teman di keluarganya mengungkapkan kalau Adam tidak bisa merasakan sakit. "Beberapa tahun lalu ketika ia ikut di tim bisbol, setiap orang harus berhati-hati jangan sampai ia jatuh karena dia bisa terluka dan tidak merasakannya," kata temannya. "Adam memiliki banyak masalah mental."

Kakak Adam, Ryan Lanza mengatakan kepada polisi kalau adiknya memiliki autisme atau sindrom Asperger, dan gangguan kepribadian. Namun, Ryan tidak memberikan rinciannya, tapi mengalami gangguan anti-sosial yang juga dikenal sebagai sociopathy. Ini jenis yang paling erat berhubungan dengan kekerasan dan perilaku kriminal.

Seperti dikutip Teleghraph, Senin (17/12/2012), studi menunjukkan, 50 persen dari populasi di penjara didiagnosa dengan gangguan tersebut. Biasanya pelaku memulai dengan perilaku yang impulsif, mencari yang berisiko dalam upaya melarikan diri dari kekosongan dan kehampaan emosional.

Dalam kasus tersebut, penderitanya cenderung kurang memperhatikan konsekuensi tindakannya dan tidak mungkin mengalami rasa takut.

Saat kasus itu disiarkan di televisi, Ryan yang sedang bekerja di perusahaan akutan di Ernst and Young menemukan nama keluarganya ada di televisi, yang dituduh melakukan pembantaian. Ryan langsung melarikan diri dari kantor dan naik ke bus untuk pulang ke rumahnya di New Jersey. Ia terguncang dan mengirim pesan ke tetangganya secara online kalau ia berpikir ibunya sudah mati dan tahu siapa yang bertanggung jawab dengan pembunuhan itu.

"Itu adalah adik saya," ujar Ryan.

Kejelasan diagnosa yang dialami Ryan baru keluar pada beberapa minggu ke depan. Namun sebelum diagnosa itu muncul, mungkin diagnosa di bawah ini bisa membantu memahami gejala yang dialami Adam seperti yang dikutip Theatlantic,:

1. Autisme

Penderita spektrum autistik memiliki rentang emosi yang lebih terbatas dan melewatkan isyarat-isyarat sosial, sehingga penderita autism sulit berkomunikasi dan sulit berempati dengan orang lain.

Kesulitan berkomunikasi itu yang bisa menyebabkan frustrasi, yang meluas ke tindakan penyerangan.

Beberapa studi telah menemukan bahwa kekerasan dan perilaku kriminal tidak lebih umum pada orang yang didiagnosis dengan autisme.

Saat ini autisme diperkirakan mempengaruhi 1 dalam 88 anak yang lahir di Amerika. Anak-anak bisa didiagnosa antara usia 2 dan 6 tahun. Sementara anak-anak dengan autisme parah bisa mengalami ledakan kekerasan, tidak ada hubungan antara autisme dan kekerasan yang direncanakan.

2. Sindrom Asperger

Sindrom Asperger merupakan jenis autisme yang lebih sering didiagnosis pada orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari rata-rata. Dan Adam menurut teman-teman sekelasnya memang sangat cerdas.

Dalam gangguan ini, individu memiliki kesulitan dalam berinteraksi sosial dan menunjukkan perilaku repetitif dan membatasi diri, tetapi tidak memiliki kesulitan dengan komunikasi.

Orang dengan Asperger kurang tertarik dalam berbagi pengalaman dengan orang lain, atau mengembangkan hubungan.

3. Gangguan personality

Ini mengacu pada kategori diagnosis psikiatri, masing-masing terkait dengan pola perilaku maladaptif. Beberapa gangguan kepribadian yang bisa dikaitkan dalam kasus Adam meliputi:

Gangguang kepribadian antisoasial (ASPD): Analog DSM-IV paling dekat dengan psikopati. Orang dengan ASPD cenderung agresif, kejam, dan menipu, dan kurang berempati. Kekerasan direncanakan dan sebaliknya sangat terkait dengan kategori ini.

Schizoid Personality Disorder: Orang-orang ini menghindari keintiman sosial, memiliki sedikit ketertarikan pada hubungan, dan memiliki jangkauan yang terbatas dalam emosional. Hal ini tidak sama dengan skizofrenia, meskipun ada hubungan kekeluargaan antara keduanya.Ada juga hubungan kekeluargaan antara skizofrenia dan ketidakpekaan terhadap nyeri.

Avoidant Personality Disorder: Orang-orang ini secara sosial terhambat, merasa tidak mampu, menghindari interaksi sosial, dan sangat peka terhadap kritik. (MEL/IGW)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya