Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 200 warga masih mengungsi usai gempa yang melanda Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu, 23 Oktober 2021 hingga Minggu, 24 Oktober 2021.
Sebagian besar pengungsi adalah anak-anak dari Desa Pojoksari, Ambarawa.
"Meskipun di tempat pengungsian, protokol kesehatan harus tetap jalan," kata Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi saat meninjau langsung lokasi pengungsian, Senin (25/10/2021).
Baca Juga
Advertisement
Luthfi mengatakan, para korban gempa yang mengungsi masih trauma dan takut kembali ke rumah.
Sementara Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan selain di Desa Pojokdari, tenda juga disiapkan di halaman RSUD Ambarawa untuk mengantisipasi warga yang trauma.
Akibat gempa tersebut, 33 rumah warga rusak. "Tidak roboh, hanya retakan," kata Heru seperti dikutip dari Antara.
31 Gempa Susulan
Sebelumnya BMKG mencatat terjadi rentetan gempa Bumi di Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa Provinsi Jawa Tengah sejak Sabtu pukul 00.32 WIB yang dipicu oleh sesar aktif.
Episenter gempa terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Barat laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa memiliki magnitud0 3,0 diikuti tujuh kali rentetan gempa susulan (aftershocks), dengan magnitudo 2,9 kemudian 2,5 selanjutnya 2,5 lalu 2,6 dan 2,1 serta 3,0 dan 2,7 yang terjadi pukul 6.44 WIB.
BMKG mencatat setidaknya 31 gempa susulan yang terjadi hingga Minggu siang.
Advertisement