Liputan6.com, Jakarta - Marshanda baru-baru ini menjalani terapi kesehatan mental di Amerika Serikat (AS). Ada sejumlah terapi yang dijalani bintang sinetron Orang Ketiga dan Bidadari di sana.
Salah satunya, light and sound therapy atau terapi cahaya dan suara dengan frekuensi tertentu. Terapi ini ditempuh mantan istri Ben Kasyafani bukan tanpa alasan.
Baca Juga
Advertisement
Marshanda terbang ke AS untuk menyembuhkan penyakit bipolar yang menderanya selama beberapa tahun terakhir. Di sana, pelantun “Pasangan Yang Tepat” dikawal seorang psikiater.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
New York dan Los Angeles
“Aku ke Amerika dalam rangka healing therapy selama sebulan di sana. Aku di New York dan Los Angeles,” katanya dalam video interviu yang diunggah di kanal YouTube Maia Al El Dul, 25 Oktober 2021.
“Jadi tuh kenapa aku ke US, karena di Jakarta dari sebulan sebelum berangkat aku lagi proses menurunkan dosis obat-obatan buat bipolar. Supaya enggak jadi ‘guncang’ enggak mood swing,” Marshanda menyambung.
Advertisement
Dosis Diturunkan
Biasanya, pasien dengan bipolar mengalami “guncangan” kejiwaan saat obat yang selama ini dikonsumsi diturunkan dosisnya. Marshanda harus melewati fase ini sebelum menjalani terapi di AS.
Ada dua terapi yang dijalani Marshanda selama di AS. “Yang satu kayak semacam namanya light and sound healing tehrapy,” beri tahu bintang film Kalau Cinta Jangan Cengeng.
Masuk ke Dalam Boks
“Jadi aku masuk ke dalam boks begitu, satu jam, duduk sudah gitu tutup mata, terus kita diekspos sama cahaya sama instrumen musik tapi itu memang ada frekuendinya,” Marshanda menjelaskan.
Besaran frekuensi cahaya dan suara yang menerpa bergantung pada target sekaligus kebutuhan pasien. Target dan kebutuhan ini telah didiskusikan pasien bareng dokter sebelum terapi dimulai.
Advertisement
Frekuensi Suara dan Cahaya
“Kalau buat depresi, frekuensinya beda Hertz dari cahaya dan suaranya. Beda lagi dengan penyakit jantung dan lain-lain,” ungkap aktris kelahiran Jakarta, 10 Agustus 1989.
Terapi kedua yang dijalani Marshanda adalah ketamin. Ketamin belum bisa dilaksanakan di Indonesia karena masih dianggap ilegal. Penggunaanya baru sebatas untuk anestesi. Di AS, ketamin telah legal.