Liputan6.com, Kabul - Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Taliban pada Senin 25 Oktober 2021 mengumumkan akan membentuk angkatan bersenjata baru untuk negara itu. Di dalamnya selain anggota Taliban juga termasuk tentara dari militer rezim sebelumnya.
Mantan militer Afghanistan dan pemerintah yang didukung Barat runtuh pada 15 Agustus ketika Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara tersebut saat Taliban mengambil alih kendali dalam serangan kilat. Sementara AS dan sekutunya menarik pasukan setelah 20 tahun di Afghanistan.
Pada September, Taliban menunjuk pemerintah sementara di Afghanistan, menyatakan negara itu sebagai emirat Islam.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Pertahanan Mullah Mohammed Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Omar, mengumumkan pembentukan angkatan bersenjata baru pada Minggu 24 Oktober, dalam pesan audio yang dirilis kementerian pertahanan.
Dia mengatakan, kementerian bermaksud untuk menciptakan tentara nasional dan independen, dengan kemampuan darat dan udara untuk "membela negara dengan nilai-nilai tinggi", dan akan mencoba melengkapinya dengan senjata modern.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan kepada Arab News yang dikutip Selasa (26/11/2021), "Tentara adalah prioritas dan kebutuhan mendesak negara. Imarah Islam akan bekerja untuk membentuk pasukan yang diberdayakan yang akan bertanggung jawab untuk melindungi warga Afghanistan dan akan memiliki kemampuan untuk mempertahankan perdamaian Afghanistan dengan cara apa pun."
Dia mengatakan, tentara baru akan terdiri dari anggota Taliban dan tentara dari rezim sebelumnya.
"Tentara ini akan dibentuk dari pasukan baru dan juga pasukan yang bertugas di Tentara Nasional Afghanistan. Kami akan bekerja sama untuk membentuk tentara yang kuat dari kedua kekuatan yang melayani dan telah melayani Afghanistan," tambah Mujahid.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Pengamat
Namun, sejauh ini belum ada komentar apakah pembentukan angkatan bersenjata baru akan didukung oleh negara lain.
Ekonom yang berbasis di Kabul, Hamayoon Frotan, mengatakan: "Membentuk tentara baru membutuhkan uang dan sumber daya manusia, karena miliaran dolar aset bank sentral Afghanistan yang disimpan di luar negeri telah dibekukan setelah pengambilalihan Taliban."
"Saya percaya bahwa Taliban memiliki sumber daya manusia, juga bagian dari peralatan yang dibutuhkan tentara yang diperoleh Taliban dari Amerika."
Dia menunjukkan bahwa dukungan mungkin datang dari China dan Rusia, karena kantor berita milik negara Rusia TASS pekan lalu mengutip Presiden Vladimir Putin yang mengatakan penghapusan gerakan Taliban – yang dilarang di Rusia – dari daftar organisasi teroris adalah mungkin.
Tetapi selama pertemuan pleno internasional Valdai Discussion Club pada hari Kamis, Putin mengatakan langkah seperti itu harus dilakukan di tingkat PBB.
Advertisement