Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kecelakaan LRT terjadi di Stasiun Cibubur pada Senin 25 Oktober. Beberapa bulan sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi di negeri jiran Malaysia. Beruntung tak ada korban jiwa dari dua kecelakaan LRT tersebut.
Peristiwa LRT tabrakan di Kuala Lumpur terjadi pada 24 Mei 2021. Sebanyak 213 penumpang terluka. Faktor penyebab kecelakaan di Malaysia adalah human error.
Baca Juga
Advertisement
Pada Juni 2021, Menteri Transportasi Wee Ka Siong mengumumkan bahwa ada kesalahan SOP yang dilakukan masinis dan pusat operasi kontrol, demikian laporan Channel News Asia, dikutip Selasa (26/10/2021).
Akibatnya, salah satu kereta (Train 40) mengarah ke tujuan yang salah dan menabrak kereta lain (Train 81) yang membawa penumpang yang diberangkatkan secara prematur dari stasiun Kuala Lumpur.
Train 40 harusnya masuk mode Automated Train Operation (ATO) agar pergi ke jalur selatan, tetapi masinis dan operation center LRT melakukan kesalahan dalam SOP sehingga Train 40 malah secara manual dibawa dari Gombak menuju utara, yakni Kuala Lumpur.
"Keadaan-keadaan itu menimbulkan kecelakaan antara Train 40 dan Train 81," ujar Dr. Wee.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Publik Diminta Jangan Asal Berspekulasi
Setelah kecelakaan terjadi, pemerintah Malaysia meminta agar publik tidak berspekulasi terkait kecelakaan ini. Hal itu diungkapk oleh Menteri Wilayah Federal Tan Sri Annuar.
"Publik diminta tidak mengambil kesimpulan sendiri terkait penyebab kecelakaan LRT sehingga tidak tidak ikut campur dalam investigasi-investigasi yang dilakukan pihak berwenang, terutama polisi dan Prasarana Bhd," ujarnya melalui Twitter, dilansir The Star.
Korban tabrakan LRT Malaysia dibawa ke RS Kuala Lumpur. Ada juga korban yang sempat kritis.
Kecelakaan LRT di Malaysia bukanlah yang pertama. Sebelumnya pernah ada kecelakaan yang terjadi, bahkan pada 2006 ada LRT yang menabrak pembatas jalur, dan bagian kepalanya sudah menggantung di udaara. Beruntung bagian badan kereta masih berada di jalur.
Akan tetapi, insiden Mei 2021 adalah yang terparah di Malaysia.
Advertisement