Liputan6.com, Jakarta Menu sarapan dikonsumsi dengan beragam menu oleh seluruh orang, khususnya Indonesia. Ada yang punya kebiasaan minum teh, kopi, atau susu yang ditemani dengan manisan, kue, atau roti.
Melansir dari Healthline, ahli diet mengatakan bahwa telur menjadi sumber protein tertinggi yang dapat dijadikan sebagai salah satu menu sarapan Anda di pagi hari.
Advertisement
Jika, biasanya Anda sarapan dengan makanan yang biasa dikonsumsi, mungkin terkadang tidak dapat membuat Anda kenyang sepenuhnya.
Dikatakan bahwa dalam hitungan jam, makan sarapan yang cenderung manis, membuat orang lebih mudah dan cepat lapar setelah tidak lama mengonsumsinya.
Masalah tersebut bisa diselesaikan jika menambahkan kandungan protein di dalamnya. Protein memiliki fungsi dan manfaat untuk membangun otot sekaligus rasa kenyang yang bertahan lebih lama. Hal ini dibandingkan dengan makanan yang minim kandungan protein.
“Apabila Anda baru mengenal sarapan kaya protein, mungkin dibutuhkan sedikit arahan untuk bisa mendapatkan kandungan yang maksimal dari makanan Anda,” ujar ahli gizi Lauren Manaker.
Manaker merekomendasikan bahwa sarapan klasik yang memiliki manfaat bagi tubuh adalah telur. Alasannya telur menjadi pilihan yang ekonomis dan bergizi sehingga dapat memberikan sarapan nutrisi yang alami.
Alasan Dibalik Telur
Pada dasarnya, sarapan yang berprotein tinggi yang sangat direkomendasikan adalah telur. Telur tidak mahal dan padat nutrisi. Mungkin sebagian dari Anda pernah mendengar sebuah kampanye yang mengatakan ‘Telur adalah makanan yang sempurna’, kalimat itu adalah benar.
Kandungan kalori yang dimiliki sekitar 70 kalori dengan sejuta vitamin, mineral, dan lemak baik di dalamnya. Tentunya, telur juga memiliki 6 gram protein untuk pembangunan otot. Tidak jarang juga para atlet sering mengonsumsi telur putih sebagai sumber protein mereka.
Apabila Anda mengonsumsi telur tanpa gula dan karbohidrat, dapat berdampak pada penurunan berat badan Anda. Terlebih lagi, dengan memberi rasa kenyang yang lebih lama, asupan energi pada telur lebih sedikit dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya.
Maksudnya, mengonsumsi telur tidak menyumbang terlalu banyak kalori pada tubuh yang dapat menyebabkan badan gemuk. Sebaliknya, dengan jumlah kalori yang relatif kecil, telur justru ditemukan dapat menurunkan berat badan.
Penelitian yang dilakukan Manaker pada 2020 lalu meneliti tentang dampak konsumsi telur pada orang obesitas. Treatment yang diberikan adalah memberi sarapan orang yang obesitas dengan telur dan roti panggang. Lalu, memberinya lagi sarapan sereal, susu, jus selang dua hari setelahnya.
Hasil penelitian ,menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi telur di pagi hari dapat mengurangi asupan kalorinya sebanyak 300 kalori pada jam makan siang. Hal tersebut berbanding terbalik dengan mereka yang makan sereal dan susu atau jus.
Pemakan protein tinggi juga melaporkan merasa lapar setelah empat jam makan makanan manis ketimbang sarapan dengan kandungan karbohidrat yang lebih banyak. Tidak hanya itu, keinginan untuk makan manis mengalami penurunan setelah makan makanan protein tinggi.
Advertisement
Cara Konsumsi Protein Tinggi
Manaker sendiri membocorkan rutinitas dari sarapannya adalah mengonsumsi telur dadar. Telur tersebut buat dengan dua telur yang ditumis dengan sayuran serta tambahan keju.
"Mampu menemukan cara untuk memasukkan sayuran ke dalam makanan selalu merupakan ide yang baik. Sementara itu, keju menambah beberapa protein tambahan bersama kalsium pembentuk tulang,” ungkapnya.
Kemudian, sarapan selain telur adalah roti gandum. Roti dengan serat dan karbohidrat yang cukup tinggi ditambahkan secangkir teh hijau. Kandungan teh hijau menambah kafein, antioksidan.
Namun, konsumsi telur tetap menjadi rekomendasi utama karena penuh dengan nutrisi. "Kuning telur adalah salah satu sumber nutrisi terbaik yang mendukung kesehatan otak,” tutup Manaker.
Reporter: Caroline Saskia