Liputan6.com, Jakarta - Tanah Laut yang beribu kota di Pelaihari merupakan nama kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.631,35 kilometer persegi, hanya 9,71 persen saja dari luas wilayah Kalimantan Selatan.
Pada arsip-arsip berbahasa Belanda, Kabupaten Tanah Laut dituliskan sebagai Tanah Lawut. Tanah Laut memiliki semboyan yang berbunyi Tuntung Pandang, Tuntung berarti keabadian daerah dan Pandang berarti memandang. Jika disatukan berarti suatu pandangan yang abadi.
Tanah Laut terdiri dari sebelas kecamatan dengan Kecamatan Jorong sebagai yang terluas dengan 628 kilometer persegi. Sedangkan, Kurau menjadi kecamatan dengan luas terkecil, hanya 127,00 kilometer persegi.
Baca Juga
Advertisement
Jumlah penduduk Kabupaten Tanah Laut sebanyak 348.966 jiwa, pada 2020. Sebagian besar penduduk Tanah Laut termasuk usia angkatan kerja, sehingga kabupaten ini berpotensi berkembang lebih besar.
Dilihat dari letak geografisnya, Kabupaten Tanah Laut berbatasan dengan Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru di sebelah utara, Kabupaten Tanah Bumbu di sebelah timur, serta Laut Jawa di sebelah selatan dan barat. Apa lagi fakta menarik dari Kabupaten Tanah Laut yang sudah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber?
1. Bukit Teletubis
Tanah Laut memiliki sebuah bukit yang menyerupai gundukan bukit di film anak-anak Teletubbies. Bukit Teletubis atau Bukit Rimpi ini berada di Pelaihari.
Pemandangan yang disajikan di Bukit Teletubis ini berupa padang savana hijau dengan hamparan rumput yang luas. Sesekali, gerombolan hewan ternak dapat terlihat di sekitar kawasan bukit. Bukit ini merupakan tempat terbaik untuk melihat panorama matahari terbit.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Gunung Kayangan
Gunung Kayangan terletak di Desa Ambungan, Kecamatan Pelaihari. Wujudnya sebenarnya bukit. Sebelum dibangun tempat peristirahatan di sana, bukit itu dikenal angker. Tempat peristirahatan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti area makan dan toilet.
Panorama di sekitar tempat itu menawarkan pemandangan hamparan kebun sawit. Sebelum menjadi perkebunan sawit, dahulu ditanami oleh tanaman tebu. Tidak jarang tampak beberapa monyet jinak yang berkeliaran.
3. Air Terjun Bajuin
Air Terjun Bajuin berada di Desa Sungai Bakar, Kecamatan Bajuin, sekitar sepuluh kilometer dari Kota Pelaihari. Air terjun ini terletak di pegunungan dengan pemandangan yang indah berupa pepohonan yang rindang.
Terdapat tiga buah air terjun dengan ketinggian yang berbeda. Ketiga air terjun ini kurang lebih memiliki tinggi 25 meter, 37 meter, dan 17 meter.
Lokasi menuju air terjun dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua. Air Terjun Bajuin merupakan destinasi yang ramai dikunjungi dan sudah dilengkapi dengan fasilitas toilet, tempat istirahat, dan warung.
4. Pantai Takisung
Pantai ini cukup terkenal di daerah Tanah Laut. Lokasinya berada di Kecamatan Takisung, sekitar 22 kilometer dari Kota Pelaihari. Pantai ini menjadi salah satu objek wisata bagi masyarakat.
Selain menyajikan pemandangan pantai yang indah, dapat dijumpai aktivitas jual beli ikan segar dan ikan kering dari nelayan setempat. Pantai Takisung tidak memiliki ombak yang besar sehingga aman untuk berwisata. Pemandangan sekitar pantai berupa pohon kelapa dengan pasir yang berwarna cokelat.
Advertisement
5. Pantai Batakan Baru
Pantai Batakan Baru yang berada di Kecamatan Panyipatan merupakan objek wisata bahari di Tanah Laut. Selama perjalanan menuju pantai ini, wisatawan akan dimanjakan pemandangan alam yang indah berupa barisan perbukitan hijau dan hamparan sawah.
Di sekitar pantai juga terdapat perkampungan para nelayan. Terlihat pula perbukitan pinus di sebelah timur Pantai Batakan Baru yang merupakan bagian dari Pegunungan Meratus.
Pengunjung yang bermain di Pantai Batakan Baru dapat menyewa kuda, bersantai di bawah pohon cemara sembari menikmati pantai, dan dapat menyaksikan pemandangan matahari terbenam. Dari Pantai Batakan Baru, pengunjung dapat melihat Pulau Datu yang merupakan tempat makam Datu Pamulutan.
6. Tari Radap Rahayu
Tari Radap Rahayu merupakan tari tradisional yang berfungsi untuk menyambut tamu. Tarian ini awalnya hanya ditampilkan dalam acara adat, antara lain dalam acara perkawinan dan kelahiran. Belakangan, tarian juga dipentaskan sebagai hiburan masyarakat.
Tari ini diciptakan oleh Pangeran Tumenggung dari Negeri Daha yang diambil dari Hikayat Lambung Mangkurat dalam upacara Puja Bantan, yaitu ketika kapal Prabayaksa kandas di Pambatan atau Lok Baintan, Sungai Martapura. Tarian ini menggambarkan para bidadari yang turun ke bumi untuk memberikan keselamatan dan doa restu.
Kostum tarian ini berupa baju layang yang merupakan baju remaja putri Kerajaan Banjar, selendang berwarna cerah, dan kain tiga meter dengan hiasan manik-manik motif khas Banjar. Para penumpang kapal mengadakan upacara pemujaan kepada Tuhan YME dengan tarian ini. (Gabriella Ajeng Larasati)
4 Risiko Mobilitas Saat Liburan
Advertisement