Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau dikenal dengan nama Mitratel akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Pada Selasa (26/10/2021), Perseroan menggelar paparan publik yang sekaligus menandai dimulainya periode book building atau masa penawaran.
"Pada hari ini, 26 Oktober 2021 kita melaksanakan publik ekspose sekaligus juga merupakan tanda dimulainya bookbuilding yang berlangsung sampai dengan tanggal 4 November,” ungkap Direktur PT BRI Danareksa Sekuritas, Boumediene Sihombing, selaku penjamin emisi dalam IPO Mitratel, Selasa pekan ini.
Baca Juga
Advertisement
Setelah dilakukan penentuan harga final dan penandatanganan perjanjian emisi serta dilakukan registrasi ke OJK, diharapkan rencana ini memperoleh pernyataan efektif dari OJK pada 12 November 2021. Selanjutnya pencatatan saham pada Bursa Efek Indonesia direncanakan pada tanggal 22 November 2021.
"Harga saham IPO Mitratel ini kami tawarkan pada rentang harga antara Rp 775 sampai dengan Rp 975 per saham nya,” kata dia.
Dengan demikian, total dana yang diraup dari IPO maksimal sekitar Rp 24,90 triliun. Saham yang ditawarkan dalam IPO ini seluruhnya saham baru yang terdiri dari sebanyak-banyaknya 25.540 000 000 saham.
Mewakili sampai dengan sebanyak-banyaknya 29,85 persen dari modal mitratel setelah IPO. Pasca IPO ini akan berlaku ketentuan lock up selama 8 bulan bagi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) selaku pemegang saham utama dan kemudian selama 12 bulan bagi emiten Mitratel.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dana Hasil IPO
Secara umum penggunaan dana hasil IPO sekitar 40 persen akan dipergunakan untuk kebutuhan modal kerja terkait dengan rencana-rencana yang bersifat organik.
Kemudian sekitar 50 persen akan dipergunakan untuk modal kerja untuk hal-hal ataupun kegiatan yang bersifat anorganik.
Sisanya 10 persen diperuntukkan kebutuhan modal kerja serta kebutuhan-kebutuhan lain dari emiten di waktu yang akan datang.
Penjamin pelaksana emisi adalah kami PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri sekuritas. Kemudian untuk joint Global koordinator untuk penawaran kepada investor di luar yang terdiri dari BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, Mandiri Sekuritas dan juga Morgan Stanley.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan, saat ini Mitratel telah menyediakan infrastruktur telekomunikasi dan mengelola lebih dari 28 ribu menara di Indonesia.
“Dilengkapi dengan jaringan serat optik yang memadai, Mitratel telah menjadi salah satu media yang mendukung optimalisasi kemajuan ekonomi digital di industri 4.0, ditambah dengan adanya jaringan 5G ke depan,” kata Tedy, begitu panggilan akrabnya.
Advertisement
Diharapkan Tingkatkan Perhatian Investor
Tahun ini, sebagai anak usaha PT Telkom Indonesia Persero Tbk (TLKM) yang berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia, Mitratel berencana untuk mencatatkan saham perdana atau Initial public offering atau IPO di Bursa Efek Indonesia.
"Melalui IPO ini diharapkan dapat meningkatkan perhatian investor regional maupun internasional terhadap Mitratel dan mengajak masyarakat luas untuk menjadi bagian dalam kesuksesan membangun Indonesia yang lebih baik melalui digitalisasi,” kata Tedy.
Ia menambahkan, Mitratel berbahagia menjadi bagian dari kemajuan dalam pemenuhan kebutuhan dan akses internet serta infrastruktur telekomunikasi secara menyeluruh di tanah air.