Diharapkan Saling Menghormati, Jokowi Dorong Kemitraan Erat antara ASEAN dan RRT

Jokowi mendorong kemitraan erat ASEAN-RRT yang saling menghormati.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 27 Okt 2021, 10:56 WIB
Presiden Joko Widodo dan Menlu Retno Marsudi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-RRT yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 26 Oktober 2021. (Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo mendorong agar ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok terus menjalankan kemitraan yang saling menghormati dan saling menguntungkan yang telah terjalin selama 30 tahun.

"Masa 30 tahun adalah waktu yang cukup untuk membangun kepercayaan antara kita," ujar Presiden Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-RRT yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 26 Oktober 2021.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa ASEAN dan RRT memiliki kepentingan yang sama untuk membangun kawasan yang damai dan stabil, termasuk di Laut China Selatan, dengan terus menghormati hukum internasional.

"Keberhasilan kita membangun kemitraan yang kokoh antara lain akan sangat dipengaruhi bagaimana kita mengelola Laut China Selatan," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kerja Sama ASEAN-RRT

Presiden Joko Widodo dan Menlu Retno Marsudi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-24 ASEAN-RRT yang digelar secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 26 Oktober 2021. (Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Selain itu, ASEAN dan RRT juga memiliki kepentingan yang sama untuk terus membangun kemitraan guna meningkatkan kesejahteraan.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa ASEAN tidak ingin terjebak di antara rivalitas yang dapat merugikan.

"ASEAN justru ingin mengembangkan kerja sama secara terbuka, secara inklusif, dengan semua mitra di empat prioritas yaitu maritim, konektivitas, pencapaian SDGs, dan penguatan perdagangan investasi," jelasnya.

Presiden Jokowi meyakini bahwa kemitraan yang sudah terbangun 30 tahun seharusnya menjadi modal yang kuat.

"Jika kerja sama ini berhasil kita lakukan, maka sebuah kemitraan strategis komprehensif akan merupakan sebuah keniscayaan," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya