Simak Cara Peneliti Didik Anak-Anak Hindari Hoaks Seputar Vaksin Covid-19

Seorang peneliti ilmiah dan juga seorang ahli imunologi, Julie Lajoie, turun tangan memberikan pemahaman seputar vaksin Covid-19 ke anak-anak

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Okt 2021, 11:00 WIB
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga saat vaksinasi keliling untuk warga Kelurahan Malaka Jaya di RPTRA Bunga Rampai, Jakarta, Jumat (9/7/2021). Mobil vaksinasi COVID-19 keliling diberikan untuk anak-anak dan dewasa usia 12-59 tahun. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta- Seorang peneliti ilmiah dan juga seorang ahli imunologi, Julie Lajoie, turun tangan memberikan pemahaman seputar vaksin Covid-19 ke anak-anak, sehingga dapat ikut berperan memberantas hoaks.

Julie Lajoie pun mengabdi kembali ke sekolah dasar École Riverside, Thompson, Kanada, dengan menghadiri kunjungan kelas virtual untuk mendidik anak-anak mengenai vaksin Covid-19 serta sistem imun.

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Lajoie kepada anak-anak yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Ia pun juga menerima banyak pertanyaan dari anak di kelas, entah itu mengenai pekerjaan utamanya sebagai peneliti, maupun tentang mitosvaksin Covid-19.

“Beberapa anak akan benar-benar pergi ke rumah mereka dan berbicara kepada orang tua mereka tentang apa yang telah dipelajari hari ini, dan itu akan menjadi sebuah diskusi,” ucap Lajoie, melansir thestar.com, Senin (25/10/2021).

Ia menambahkan, keadaan seperti itu sejalan dengan tujuan utama Lajoie, yaitu menyebarkan informasi yang akurat serta dapat diakses mengenai imunisasi. Ia juga berpikir bahwa dapat menargetkan informasi akurat secara tidak langsung kepada orang dewasa yang keras kepalamelalui anak-anak mereka.

Cara pengajaran yang dilakukan oleh Lajoie pun menarik. Ia menyamakan peran dari sistem imun tubuh dengan sistem keamanan yang melindungi sebuah rumah. Sementara itu, virus tidak begitu jauh dari bajak laut.

Vaksin menyediakan sistem imun dengan resep ajaib untuk mengalahkan bajak laut tersebut. “Sebagai guru, kita tidak mendesak ide apapun terhadap mereka,” ucap seorang guru yang menjadi tuan rumah Lajoie untuk diskusi dalam kelas, Karlyn Houndle.

Ia menambahkan, “Kita ingin para murid dapat membuat keputusan mereka sendiri, tetapi kita juga ingin mereka memiliki perangkat yang memberikan mereka informasi dari sumber yang kredibel dan akurat.”

Selain itu, Lajoie sendiri, yang menerima gelar PhD dalam bidang imunologi dan virologi serta mengabdikan 2 dekade terakhir untuk mempelajari sistem imun, memutuskan untuk menggunakan media sosial untuk membenarkan segala misinformasi yang tersebar karena muak dengan misinformasi tentang vaksin yang memenuhi timeline-nya.

“Untuk seluruh guru di Winnipeg, jika kalian ingin anak kalian belajar tentang sistem imun dan vaksin di kelas, saya akan senang dapat membantu. Mungkin kita dapat mengedukasi generasi baru sehingga menghentikan informasi vaksin yang tidak masuk akal,” tulis Lajoiedi akun Twitter pribadinya pada 15 September 2021.

Amadea Claritta - Universitas Multimedia Nusantara

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya