BEI Targetkan Pencatatan 68 Efek pada 2022

BEI mencatat sudah ada 39 emiten baru yang mencatatkan saham perdana di pasar saham Indonesia sepanjang tahun berjalan 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 27 Okt 2021, 12:23 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan pencatatan efek baru pada 2022 adalah 68 efek.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, angka itu terdiri dari pencatatan saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), serta Efek Beragun Aset (EBA).

"Rencana dari sisi listing ke depan kita akumulasikan semua instrumen jumlahnya 68. Termasuk IPO perusahaan yang menyampaikan dokumen," ujar dia dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Rabu (27/10/2021).

Sampai saat ini, Nyoman mengatakan sudah ada 39 emiten baru yang terdaftar di BEI. Kemudian terdapat empat obligasi baru yang tercatat sepanjang tahun ini, dua ETF, dan satu  EBA.

"Sehingga dari target tahun ini 66. Realisasinya sudah 46 dari semua instrumen, setara 70 persen pencapaian kita hingga September 2021,” ujar Nyoman.

Adapun dalam pipeline Bursa, terdapat 27 perusahaan di pipeline IPO Bursa. Kemudian dua obligasi baru dan satu ETF.

"Sehingga kalau semuanya tercatat di 2021, realisasinya 115 persen dari target yang sudah kita rencanakan,” ujar Nyoman.

Sebagai upaya untuk mencapai target Pencatatan Efek Baru tersebut, akan dilakukan berbagai rangkaian kegiatan kepada Perusahaan Tercatat dan calon perusahaan tercatat, meliputi peningkatan kapasitas infrastruktur di area Pencatatan Perusahaan, serta melakukan sosialisasi, one-on-one meeting, dan workshop yang saat ini telah rutin dilakukan secara virtual melalui media daring.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Rata-Rata Transaksi Harian

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, tahun depan Bursa mengasumsikan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada 2022 mencapai Rp 13,5 triliun dengan total jumlah hari Bursa sebanyak 250 hari. Hal itu merujuk pada asumsi perkembangan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.

Pada 2022, BEI menyampaikan proyeksi total pendapatan usaha yang akan diperoleh BEI naik Rp 158,8 miliar atau 11,4 persen menjadi Rp 1,55 triliun. Kemudian biaya usaha BEI diproyeksikan naik Rp 122,6 miliar atau 11,85 persen menjadi Rp 1,16 triliun.

Laba sebelum pajak menjadi Rp 496,64 miliar dan setelah dikurangi estimasi Beban Pajak sebesar Rp 107,07 miliar, perolehan laba bersih BEI adalah sebesar Rp 389,56 miliar. Total aset BEI diproyeksikan sebesar Rp 4,24 triliun atau naik 10,29 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2021.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya