Sangat Yakin, Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,5 Persen di Kuartal III 2021

Sri Mulyani menegaskan, prediksi OECD dan IMF terlalu rendah untuk kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2021, 14:10 WIB
Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indoensia pada kuartal III 2021 berada di angka 4,5 persen. Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut akan semakin tinggi pada kuartal berikutnya atau kuartal IV 2021 yaitu 5,4 persen. 

"Outlook perekonomian kuartal III lebih baik di angka 4,5 persen dan di kuartal IV ini naik ke 5,4 persen. Jadi proyeksi keseluruhan tahun ini 4 persen," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers KSSK Triwulan III, Jakarta, Rabu (27/10/2021).

Proyeksi yang dikeluarkan oleh Sri Mulyani ini lebih optimistis jika dibandingkan dengan perkiraan beberapa lembaga keuangan internasional seperti OECD dan IMF. OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3,7 persen. Sedangkan IMF memperkirakan 3,2 persen.

Sri Mulyani menegaskan, prediksi OECD dan IMF terlalu rendah untuk kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Sebab meskipun pada kuartal III dihantam penyebaran Covid-19 varian delta, namun pemerintah mampu mengendalikan dalam waktu singkat.

"Prediksi dan proyeksi ini menurut kita terlalu rendah karena kita lihat di kuartal III, walau ada delta varian tapi kita kendalikan dengan cepat dan efektif," tuturnya.

Prediksi yang dibuat dua lembaga internasional tersebut berdasarkan penanganan pandemi Covid-19. Sementara, Pemerintah Indonesia mampu menangani Covid-19 varian delta dalam waktu yang relatif singkat.

"Proyeksi ini basisnya negara bisa kendalikan Covid-19 dan Indonesia bisa. Makanya kita harapkan momentum ini akan terus berlangsung sampai akhir tahun, sehingga disiplin ini sangat penting buat menormalisir dalam memulihkan ekonomi kita," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Belanja Pemerintah

Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Apalagi akselerasi dan disiplin protokol kesehatan ini menjadi kunci dari bergeraknya kegiatan ekonomi. Selama ini instrumen APBN kata dia, terus mendorong masyarakat untuk meningkat agregat demand dari sistem.

Belanja modal pemerintah telah tumbuh lebih dari 60 persen untuk pemulihan ekonomi nasional. Kenaikan harga komoditas juga turut membantu pemerintah untuk mengaktifkan kembali roda perekonomian. Kondisi korporasi juga mulai membaik dan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga.

"Semua cerita ini bercerita tentang ekonomi pulih, APBN pulih dan kemapuan kita dalam bertahan," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya