Tingkat Literasi Ekonomi Syariah Naik Jadi 20,1 Persen di 2021

Sebagai hasil edukasi yang semakin luas secara berjamaah, tingkat literasi ekonomi syariah terus meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2021, 15:10 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo memberikan penjelasan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/6/2019). RDG Bank Indonesia 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, angka tingkat literasi ekonomi syariah di Indonesia terus membaik. Saat ini tingkat literasi ekonomi syariah sudah di angka 20,1 persen dari sebelumnya 16,3 persen.

"Sebagai hasil edukasi yang semakin luas secara berjamaah, hasil survei tahun ini menunjukkan peningkatan tingkat literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah meningkat," kata Perry dalam laporan pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-8 Tahun 2021, Rabu (27/10).

Selain itu, Perry juga mengungkapka kabar baik mengenai penerbitan Indonesia Halal Market Report 2021. Laporan ini memaparkan peluang perdagangan dan investasi industri halal di Indonesia. Di mana potensi dari kegiatan tersebut cukup besar.

"Berdasarkan estimasi perdagangan internasional produk halal Indonesia dapat menyumbangkan sampai dengan USD 5,1 miliar per tahun," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indonesia Bisa Jadi Pemain Kunci Kuangan Syariah Dunia

Wapres Ma'ruf Amin memberikan pidato sekaligus menutup Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). Kegiatan tersebut untuk mensinergikan program-program pemerintah pusat dengan daerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengatakan, Indonesia masuk dalam jajaran lima besar negara dengan aset keuangan syariah terbesar di dunia. Posisi tersebut sangat bisa ditingkatkan hingga Indonesia mampu menjadi pemain kunci industri keuangan syariah dunia.

"Kita meyakini posisi Indonesia masih sangat mungkin untuk meningkat lagi, bahkan menjadi pemain kunci industri keuangan syariah dunia," kata Maruf Amin dalam Peringatan Hari Santri dan Peluncuran Logo MES, Jakarta, Jumat (22/10/2021).

Menurut laporan Islamic Finance Development Indicators (IFDI) 2020, Indonesia masuk lima besar dari 135 negara berdasarkan nilai asetnya yang mencapai USD 3 miliar, di bawah Arab Saudi (USD 17 miliar), Iran (USD 14 miliar), Malaysia (USD 10 miliar), dan Persatuan Emirat Arab (USD 3 miliar).

"Komitmen untuk memperkuat pembangunan ekonomi syariah di Indonesia perlu terus kita perkuat dan kita teguhkan dengan kaum santri sebagai bagian penting dari Masyarakat Ekonomi Syariah," kata Maruf Amin.

Maruf Amin mengatakan, peran MES sangat krusial dan penting dalam upaya edukasi dan inklusi yang memberikan kesempatan bagi para santri berkembang memperluas kontribusinya dalam koridor ekonomi syariah di penjuru nusantara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya