Taktik Juventus Disebut Sukses Tarik Investasi Dalam Negeri saat PPKM Darurat

Kebijakan PPKM Darurat yang diterapkan selama 1,5 bulan pada kuartal ketiga lalu turut mempengaruhi capaian investasi

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Okt 2021, 15:12 WIB
Ilustrasi investasi | unsplash.com/@precondo

Liputan6.com, Jakarta Realisasi investasi nasional tercatat baru Rp 216,7 triliun pada kuartal III 2021. Nilai investasi tersebut masih jauh dari target yang diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga akhir tahun yang sebesar Rp 900 triliun.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, kebijakan PPKM Darurat yang diterapkan selama 1,5 bulan pada kuartal ketiga lalu turut mempengaruhi capaian investasi di periode tersebut.

Kendati begitu, penyertaan modal dalam negeri (PMDN) pada kurun waktu tersebut naik baik secara tahunan (year on year) sebesar 10,3 persen, maupun kuartalan (quarter to quarter) sebesar 6,8 persen.

Bahlil lantas membagikan tips, investasi dalam negeri di kuartal III 2021 bisa naik di sela-sela PPKM Darurat lantaran dirinya menerapkan strategi catenaccio, yang menitikberatkan di pertahanan seperti dilakukan Juventus.

"Artinya, sebenarnya kita seperti teori bermain bola a la Juventus, menggaet investasi di Indonesia itu saya selalu menganalogikan seperti Juventus, bertahan dan menyerang," ujar Bahlil dalam sesi teleconference, Rabu (27/10/2021).

"Jadi ketika menyerang tidak bisa karena pandemi covid, kita hajar dalam negeri. Tapi begitu longgar kita hajar lagi di luar negeri," serunya.

 


Investasi Asing

Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi Republik Indonesia/Kepala BKPM

Di sisi lain, realisasi penyertaan modal asing (PMA) atau foreign direct investment pada triwulan ketiga tahun ini cenderung turun, baik secara kuartalan maupun tahunan.

Penyebab utamanya karena kebijakan PPKM Darurat yang memaksa Indonesia menutup pintu masuk dari dalam/luar negeri.

"Secara quarter to quarter foreign direct Investment itu turunnya 11 persen. Kalau year on year turun 2,7 persen. Memang PMA kita tahu, memang pada saat PPKM itu banyak tenaga-tenaga ahli enggak bisa masuk karena kena protokol covid. Kedua juga arus barang masuk dari luar negeri agak sedikit terhambat karena persoalan pandemi," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya