Kebutuhan Tidur Berubah Seiring Usia Bertambah, Begini Cara Ketahuinya

Tidur adalah kegiatan yang sangat penting selama manusia hidup. Namun, seiring bertambahnya usia, durasi yang dibutuhkan berbeda-beda

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2021, 18:00 WIB
Ilustrasi tidur nyenyak (unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan tidur harus dipenuhi setiap orang tanpa memandang usia. Kegiatan tidur secara tidak langsung sangat memengaruhi kondisi fisik dan mental.

Tidak harus dibuktikan secara medis, Anda bisa merasakan sendiri tubuh mudah lelah, sensitif, tidak dapat fokus ketika kekurangan jam tidur.

Saat bayi atau masih kecil, keinginan untuk tidur sangat minim. Seolah waktu hanya ingin digunakan untuk bermain-main saja. Sementara itu, orang dewasa lebih banyak menginginkan waktu beristirahat karena padatnya pekerjaan atau aktivitas yang harus dilakukan.

Selama manusia hidup, pesan akan manfaat tidur sering kali terdengar selama bertahun-tahun. Namun, ternyata seiring berjalannya usia, fokus dan tujuan untuk beristirahat adalah ingin mengurangi atau meminimalisasikan risiko penyakit tertentu.

Melansir dari Healthline, sebuah laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan kurangnya waktu tidur dapat dikaitkan dengan depresi, penyakit jantung, dan diabetes. Tidak sedikit orang-orang dewasa saat ini memiliki waktu yang minum untuk beristirahat.

Meskipun setiap orang memiliki kebutuhan tidur yang berbeda-beda, ada beberapa masalah fisik yang dapat memengaruhi Anda dalam menjalani hidup. Kemudian, muncul pertanyaan “Berapa banyak waktu yang dibutuhkan seiring berjalannya usia?”.

 

 


Waktu Tidur Berdasarkan Usia

Ilustrasi Tidur Nyenyak Berkualitas (Photo by Matheus Vinicius on Unsplash)

CDC merekomendasikan dan melakukan kategorisasi kebutuhan tidur berdasarkan usia dari 13 hingga 64 tahun ke atas. Berikut adalah pedoman yang bisa dijadikan alternatif.

  1. Remaja yang berusia 13-18 tahun membutuhkan tidur 8-10 jam.
  2. Orang yang berusia 18-60 tahun harus tidur setidaknya 7 jam setiap malam
  3. Orang yang berusia 61-64 tahun minimal tidur 7-9jam per malam
  4. Terakhir, orang yang berusia 65 tahun ke atas membutuhkan tidur 7-8 jam setiap malamnya.

National Institute of Aging memublikasikan artikel yang berjudul 10 Myths About Aging menganggap mitos bahwa seiring bertambahnya usia, orang dewasa harus tidur 7-9 jam setiap malamnya.

Sementara itu, American Academy of Sleep Medicine and Sleep Research Society yang menulis jurnal tentang dampak tidur bagi kesehatan dewasa merekomendasikan orang dewasa untuk tidur 7 jam atau lebih per malam.

“Jumlah kebutuhan tidur orang dewasa tetap konsisten selama hidup mereka,” jelas presiden Valley Sleep Center Lauri Leadley. Ia juga menambahkan bahwa orang yang lebih tua lebih sedikit menghabiskan waktu untuk tidur nyenyak.

“Selain itu, siklus tidur bertambah seiring bertambah tua seseorang sehingga menyebabkan jam tidur lebih awal dan jam bangun ikut lebih awal,” jelas Lauri.

 

 


4 Tahapan Tidur

Menurut jurnal National Institute of Neurological Disorders and Stroke yang berjudul Brain Basics: Understanding Sleep, terdapat enam tahap tidur (Rapid Eye Movement Sleep) dan masing-masing tahapan memiliki caranya sendiri.

  1. Tahapan 1 yaitu kondisi tubuh mulai rileks. Detak jantung, pernapasan, dan gerakan mata mulai melambat
  2. Tahapan 2, detak jantung dan pernapasan turun. Lalu, suhu badan menurun, gerakan mata berhenti. Tidak hanya itu, aktivitas otak melambat
  3. Tahapan 3, detak jantung dan pernapasan lambat ke tingkat tidur rendah. Otot sudah rileks dan mulai sulit untuk bangun
  4. Tahapan 4, mata bergerak ke antar sisi dengan cepat meskipun tertutup. Aktivitas otak bercampur. Biasanya dalam kondisi seperti ini, seseorang sedang masuk tahap mimpi.

Tidur adalah kegiatan yang sangat penting selama manusia hidup. Meskipun jumlah tidur yang dibutuhkan konsisten selama bertambahnya usia, perubahan fisik dan gaya hidup dapat memengaruhi durasi lamanya tidur seseorang.

Para ahli menyarankan untuk memprioritaskan tidur selama hidup, karena dapat membantu mengurangi risiko kondisi kesehatan fisik dan mental.

Reporter: Caroline Saskia

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya