Nestapa Gajah Betina di Indragiri Hulu Terseok-seok dengan Luka Berbelatung

Petugas BBKSDA Riau mengobati gajah betina terluka yang masuk ke perkebunan sawit di Kabupaten Indragiri Hulu.

oleh M Syukur diperbarui 28 Okt 2021, 10:00 WIB
Petugas medis BBKSDA Riau tengah mengobati gajah betina terluka di Kabupaten Indragiri Hulu. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Pembengkakan luka di alat reproduksi membuat gajah betina di Kabupaten Indragiri Hulu berjalan gontai. Badannya kurus karena infeksi itu memengaruhi selera makannya.

Keadaan ini membuat gajah betina itu terpisah dari kawanannya. Gajah kemudian masuk ke perkebunan sawit warga di Desa Pontian Mekar, Kecamatan Lubuk Batu Jaya.

Menurut Plt Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Fifin Arfiana Jogasara, informasi gajah sakit diterima pihaknya pada 21 Oktober 2021. Keesokan harinya tim turun bersama TNI untuk memastikan laporan tersebut.

"Lokasinya berdekatan dengan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN)," kata Fifin, Rabu siang, 27 Oktober 2021.

Hasil pengecekan, petugas menemukan gajah sudah lemas. Petugas melihat gajah memuntahkan isi perutnya berupa batang dan pelepah sawit yang dimakan di lokasi.

Di lokasi, petugas meminta masyarakat tidak mendekat ke gajah agar tidak diserang. Petugas juga mengingatkan warga tidak menyakiti gajah karena akan dilakukan tindakan medis.

Menunggu tim medis datang, petugas mengamankan sekitar lokasi. Tidak boleh ada warga mendekat agar gajah tidak beranjak dari lokasi.

"Pada 23 Oktober 2021, tim medis turun ke lokasi guna mengobati gajah," kata Fifin.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:


Mulai Gesit

Petugas medis BBKSDA Riau tengah mengobati gajah betina terluka di Kabupaten Indragiri Hulu. (Liputan6.com/M Syukur)

Tim medis langsung bertindak di lokasi dengan membius gajah itu. Setelah gajah tertidur, petugas membersihkan luka yang sudah mulai berbelatung serta memberikan obat topikal.

Sampel darah gajah diambil untuk mengetahui kondisi gajah secara umum. Sampel ini dikirim ke laboratorium di mana hasilnya akan keluar beberapa setelah pengobatan.

"Setelah diobati, tim medis menyadarkan satwa," kata Fifin.

Petugas terus memantau kondisi gajah setelah diobati. Hasilnya, memang ada perubahan karena pergerakan gajah lebih gesit dari sebelumnya.

Beberapa hari kemudian, petugas tidak menemukan gajah lagi di lokasi. Petugas menduga gajah telah bergerak ke hutan di sekitaran Bukit Apolo dan pondok Kompe yang masuk dalam kawasan TNTN.

Hingga kini tim masih menelusuri keberadaan gajah. Tim ingin memastikan apakah pengobatan terhadap gajah berhasil dan apakah gajah sudah berkumpul kembali dengan kawanannya.

"Gajah diperkirakan berusia 30 tahun, tinggi 217 sentimeter dan berat badan 2 ton," jelas Fifin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya