Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kerjasama ekonomi Indonesia dengan 3 negara sub-regional ASEAN, yakni Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam terkontraksi selama pandemi Covid-19 pada 2020 silam.
Hal itu didapatinya saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) ke-14 pada Kamis, 28 Oktober 2021.
Advertisement
"Beberapa hal yang dapat saya laporkan, antara lain perkembangan ekonomi makro, kerjasama ekonomi selama 2 tahun (2019-2020) mengalami kontraksi, terutama di sektor perdagangan dan pariwisata," ujar Airlangga dalam sesi teleconference, Kamis (28/10/2021).
Menurut catatan yang didapatnya, pendapatan dari sektor perdagangan pada keempat negara turun, dari sebelumnya USD 107,60 miliar pada 2019 menjadi USD 95,30 miliar di 2020.
Sementara dari sektor pariwisata, pendapatan keempat negara juga merosot dari USD 29,7 miliar pada 2019 menjadi USD 6,2 miliar di 2020.
Imbas dari penurunan dua indikator tersebut, Airlangga menyebut, combined GDP atau kombinasi PDB dari Indonesia-Malaysia-Filipina-Brunei turun dari 6,9 persen secara tahunan (year on year/YoY) di 2019 menjadi minus 3,5 persen (YoY) di 2020.
"Ekonomi di BIMP-EAGA sendiri sebesar USD 322,8 miliar," terang Airlangga Hartarto.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Investasi
Kendati begitu, ekonomi di keempat negara ini masih tertolong oleh pemasukan investasi, baik yang bersifat domestik maupun asing atau foreign direct investment (FDI).
Adapun total investasi asing Indonesia-Malaysia-Filipina-Brunei melonjak dari USD 9.724,7 miliar pada 2019 menjadi USD 12.793,9 miliar di 2020. "Total domestic investment juga meningkat 30 persen (dari USD 6.985,03 miliar di 2019 jadi USD 9.238,20 miliar di 2020)," terang Airlangga.
Advertisement