Covid-19 Varian Delta Hambat Pertumbuhan Ekonomi AS Jadi Hanya 2 Persen

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat melambat tajam pada kuartal ketiga tahun ini - tumbuh hanya dua persen.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Okt 2021, 17:34 WIB
Orang-orang berjalan melalui restoran yang mengoperasikan area luar ruangan (outdoor) hingga ke trotoar dan jalanan di New York, 3 Oktober 2020. Kota itu mengizinkan restoran membuat area makan outdoor sebagai upaya mengatasi dampak ekonomi COVID-19 yang berkelanjutan. (AP Photo/John Minchillo)

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat melambat tajam pada kuartal ketiga tahun ini. Kelambanan itu terjadi karena penyebaran COVID-19 varian Delta, menyebabkan berkurangnya pengeluaran [konsumen](/4691592 "").

Dikutip dari laman BBC, Jumat (29/10/2021) pada tingkat tahunan, ekonomi AS tumbuh hanya dua persen dalam tiga bulan hingga September 2021 - turun dari 6,7 persen pada kuartal sebelumnya.

Penurunan terjadi ketika AS menghadapi masalah rantai pasokan, meningkatnya inflasi, dan pembatasan baru terkait pencegahan COVID-19 di beberapa tempat.

Tetapi tingkat infeksi COVID-19 di AS telah menurun dan beberapa ahli berpikir pertumbuhan akan meningkat. Secara non-tahunan, angka pertumbuhan ekonomi AS adalah 0,5 persen.

Selama kuartal ketiga, Departemen Perdagangan AS mengungkapkan bahwa, "bangkitnya kembali kasus COVID-19 mengakibatkan pembatasan baru dan penundaan pembukaan perusahaan di beberapa bagian negara".

Pinjaman era pandemi untuk bisnis, hibah kepada pemerintah negara bagian dan lokal, dan manfaat sosial untuk rumah tangga semuanya juga menurun, kata Departemen Perdagangan AS.

Antara lain, penjualan barang-barang manufaktur turun 26 persen selama periode tersebut. Secara khusus, penjualan mobil baru juga turun tajam, karena harga melonjak di tengah kekurangan semikonduktor.

Pada saat yang sama, pertumbuhan di sektor jasa AS melambat menjadi 7,9 persen, karena konsumen menghabiskan lebih sedikit untuk makan di luar dan menginap di hotel.


Kontraksi Tajam Ekonomi AS Sejak Pandemi Melanda pada 2020

Orang-orang melewati pengunjung di luar restoran yang menawarkan layanan area outdoor di New York pada 3 Oktober 2020. Kota itu mengizinkan restoran membuat area makan outdoor hingga ke trotoar dan jalanan sebagai upaya mengatasi dampak ekonomi COVID-19 yang berkelanjutan. (AP Photo/John Minchillo)

Ekonomi AS mengalami kontraksi tajam ketika pandemi melanda 2020 lalu, tetapi kembali meningkat pada paruh pertama tahun ini.

Sejak itu, pemulihan telah mendingin karena lonjakan infeksi COVID-19 varian Delta yang diperparah oleh kurangnya tingkat vaksinasi.

AS menambahkan 194.000 pekerjaan yang mengecewakan pada September 2021, karena varian Delta yang terus menyeret ekonomi.

Para ekonom memperkirakan jumlah itu akan naik pada 2021 hingga 500.000.

Inflasi di AS, sementara itu, mencapai 5,4 persen pada September 2021, dengan rantai pasokan global berjuang untuk memenuhi permintaan konsumen yang melonjak saat ekonomi dibuka kembali.

The Federal Reserve atau Bank Sentral AS berpendapat bahwa harga yang tinggi akan bersifat sementara, namun tidak memiliki rencana segera untuk menaikkan suku bunga.

Namun, The Federal Reserve berharap untuk mulai mengurangi stimulus era pandemi untuk ekonomi akhir tahun ini, yang dikhawatirkan beberapa orang mungkin terlalu cepat.

"Data PDB yang mengecewakan hari ini akan meningkatkan kekhawatiran investor tentang kekuatan ekonomi AS," kata direktur pelaksana di Charles Schwab UK, Richard Flynn.

"Risiko tidak diragukan lagi meningkat bagi investor, karena sekarang ada lebih banyak pertanyaan - termasuk tentang kebijakan fiskal dan moneter - daripada jawaban yang ada," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya