IHSG Melambung, Investor Asing Buru Saham BMRI hingga BBRI

Pada pra pembukaan perdagangan, Jumat, (29/10/2021), IHSG melambung 0,58 persen ke posisi 6.561,7.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Okt 2021, 09:41 WIB
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan Jumat pagi (29/10/2021). Investor asing melakukan aksi beli saham di pasar regular dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat di kisaran 14.172.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG melambung 0,58 persen ke posisi 6.561,7. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG mendaki 0,72 persen ke posisi 6.571. Indeks LQ45 menguat 0,84 persen ke posisi 950,80. Seluruh indeks acuan kompak menguat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.575,22 dan terendah 6.551,54. Sebanyak 282 saham mengaut sehingga mengangkat IHSG. 143 saham melemah dan 158 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan sekitar 174.661. Total volume perdagangan 3,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,8 triliun. Investor asing beli saham Rp 38,8 miliar di pasar regular. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kisaran 14.173.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali indeks sektor saham IDXtechno sempat melemah. Indeks sektor saham IDXindustry melonjak 2,13 persen, dan memimpin penguatan. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance menguat 0,98 persen dan indeks sektor saham IDXhealth melonjak 1,04 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Top Gainers dan Losers

Pejalan kaki duduk di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham MTSM naik 22,95 persen

-Saham TRUS naik 17,37 persen

-Saham SINI naik 12,69 persen

-Saham LUCK naik 12,07 persen

-Saham AHAP naik 11,94 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham PGLI turun 6,9 persen

-Saham SKBM turun 6,8 persen

-Saham PTSP turun 6,78 persen

-Saham ARKA turun 6,76 persen

-Saham FMII turun 6,72 persen


Aksi Investor Asing

Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BMRI senilai Rp 35,8 miliar

-Saham ASII senilai Rp 12,4 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 9,5 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 8,8 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 7,3 miliar

Saham-saham yang dilepas investor asing antara lain:

-Saham ITMG senilai Rp 15,3 miliar

-Saham SMGR senilai Rp 9,5 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 7,1 miliar

-Saham INTP senilai Rp 6,3 miliar

-Saham INDY senilai Rp 6,1 miliar


Bursa Saham Asia

Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks Hang Seng turun 0,44 persen, indeks Korea Selatan Kospi tergelincir 0,52 persen, indeks Jepang Nikkei susut 0,10 persen, indeks Shanghai melemah 0,06 persen dan indeks Taiwan merosot 0,46 persen. Sementara itu, indeks Singapura naik 0,59 persen.

Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup melemah ke 6.524 pada perdagangan Kamis, 28 Oktober 2021 didorong tekanan sektor saham energi. Sektor batu bara terkena dampak negatif dari berita batu bara China.

Di sisi lain, pemerintah China telah indikasikan akan menetapkan 5.500 batu kelas NAR pada harga 440 yuan/ton dan hanya akan mengizinkan harga maksimal 20 persen lebih tinggi dari harga referensi.

Menurut JP Morgan, ini berarti harga USD 90/USD 100 Newcastle seaborne. Dengan demikian, kontrak berjangka batu bara turun 8,8 persen menjadi USD 180 per ton. Akibatnya, stok batu bara turun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya